Pasuruan - Menteri Perdagangan, Gita wiryawan mengatakan, tingkat konsumsi kedelai nasional telah mencapai 2,6 juta ton per tahun, sementara tingkat produksi kedelai nasional hanya mencapai 6 ribu ton per tahun. "Sehingga kekurangannya harus dipasok dengan kedelai impor," kata Menteri Perdagangan, Gita wiryawan di sela kunjungannya ke PT Nestle di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa. Tentang kenaikkan harga kedelai yang tejadi belakangan ini adalah akibat anomali iklim yang melanda negera-negara produsen kedelai. Ia berharap anomali iklim tidak berkelanjutan agar kenaikan harga kedelai tidak berlanjut, sebaliknya ia menyarankan agar perlu dicarikan solusi untuk mencari substitusi kedelai. Ia juga menilai lahan pertanian di jawa Timur juga sangat cocok untuk dikembangkan sebagai lahan kedelai seperti halnya dI Amerika Latin. Heri Budiarto, seorang pemilik industri tahu "Terang" di jl. Untung Suropati Kota Pasuruan yang ditemui terpisah Selasa mengatakan, harga kedelai dalam dua hari terakhir meningkat. Harga kedelai yang beberapa hari lalu masih Rp6.800 per kilogram merangkak naik menjadi Rp7.200 per kilogram, dan terakhir mencapai Rp7.500 per kilogram. Heri Budiarto mengungkapkan, kenaikkan harga kedelai yang terus meningkat berdampak pada pengurangan keuntungan. Sementara untuk meningkatkan harga juga tidak mudah, sehingga terpaksa harus mengurangi ukurannya. Ia menyebutkan, harga tahu yang semulai Rp500,00 per potong kini meningkat menjadi Rp650,00 per potong. Siring dengan kenaikkan harga tahu maka tingkat penjualan juga mengalami penurunan sekitar 40 persen. Jika sebelumnya ia mampu memproduksi tahu dengan bahan baku sekitar 1 ton per hari kini turun hanya mencapai sekitar 600 kilogram saja. Heri Budiarto menyebutkan, kedelai yang diolah menjadi tahu merupakan kedelai produk impor dari AS. Sedangkan kedelai lokal kini kosong di pasaran. Menurut Heri Budiarto, untuk industri tahu lebih menyukai kedelai produksi lokal karena kualitasnya cukup baik. Sebaliknya untuk industri tempe lebih menyukai kedelai impor. (*)
Mendag: Perlu Solusi Kurangi Ketergantungan Impor Kedelai
Selasa, 24 Juli 2012 19:59 WIB