Bupati Tulungagung Sidak Operasi Pasar Sembako
Selasa, 24 Juli 2012 17:45 WIB
Tulungagung - Bupati Tulungagung, Heru Tjahjono, Selasa, melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan kegiatan operasi pasar yang telah digelar hampir sepekan di titik lokasi di daerah tersebut.
"Saya ingin memastikan kegiatan ini (operasi pasar) berlangsung dengan lancar sesuai rencana dan juga disambut baik oleh masyarakat," ujar Bupati Heru Tjahjono saat menggelar sidak operasi pasar di kompleks Pasar Ngemplak, Kota Tulungagung, Jawa Timur.
Tidak sekedar melihat pelaksanaan operasi pasar, bupati yang diiringi sejumlah pejabat SKPD (satuan kerja perangkat daerah) jajarannya itu juga sempat ikut melayani langsung permintaan sembako warga.
Tindakan spontan itu tak pelak membuat warga terlihat senang dan berebut menyalami orang nomor satu di Pemkab Tulungagung tersebut.
"Yang terpenting harga sembako stabil sehingga tidak membebani masyarakat, itu poin tujuan kegiatan pasar murah," tandasnya.
Bupati sempat mengklarifikasi pelaksanaan opearsi pasar yang hanya menyediakan beberapa jenis/komoditi sembako, yakni gula pasir, minyak goreng, serta kecap.
Menurut penjelasannya, tiga komodiiti itu yang ditengarai kerap mengalami fluktuasi harga, bahkan selama menjelang Ramadan ini cenderung naik.
"Dalam kegiatan operasi pasar ini tidak ada komoditi beras karena memang harganya di pasaran cukup stabil," jelasnya.
Operasi pasar sembako merupakan kebijakan Pemerintah Provinsi Jatim yang pelaksanaannya disinergikan dengan masing-masing pemerintah daerah.
Di Tulungagung, pelaksanaan kegiatan ini dikonsentrasikan di dua pasar besar yang ada di wilayah tersebut, yakni Pasar Wage (Ngemplak), serta di Pasar Bandung.
Dalam sehari, jatah operasi pasar adalah sebanyak satu ton beras, satu ton gula pasir, serta 1.000 liter minyak goreng.
Komoditi beras premium tidak selalu tersedia dalam kegiatan operasi pasar karena pihak badan urusan logistik setempat harus membagi alokasi dengan tiga daerah lain, yaitu Kaupaten Blitar, Kota Blitar, serta Kabupaten Trenggalek.
Adapun komoditi kecap merupakan tambahan dari Pemkab Tulungagung setelah mendapat dukungan dari pihak swasta (industri). (*)