Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember meningkatkan kesiapsiagaan pelajar dalam menghadapi bencana dengan melakukan simulasi penanganan bencana gempa bumi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Jember, Jawa Timur, Sabtu.
"Simulasi tersebut digelar dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) dan semua elemen masyarakat, termasuk pelajar harus siap ketika bencana terjadi sewaktu-waktu," kata Sekretaris Kabupaten Jember Arief Tjahyono saat hadir dalam kegiatan tersebut.
Menurutnya, Kabupaten Jember pernah dijuluki supermarket bencana karena wilayah tersebut memiliki potensi terhadap berbagai jenis bencana alam seperti gempa, tsunami, banjir bandang, angin puting beliung, dan longsor.
"Untuk itu perlu kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana sejak dini, sehingga para pelajar mendapat edukasi untuk siap menghadapi bencana yang mungkin terjadi secara tiba-tiba," tuturnya.
Ia menjelaskan, kegiatan itu juga sesuai tema peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025 yakni "Siap untuk Selamat: Bangun Kesiapsiagaan Sejak Dini" yang menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan kebencanaan yang dimulai sejak usia dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat luas.
"Kami berharap para siswa dapat menularkan pengetahuan kewaspadaan bencana itu kepada masyarakat luas, sehingga bisa memahami bagaimana cara memitigasi dan menanggulangi bencana, serta cara kesiapan dalam menghadapi bencana," katanya.
Dalam simulasi penanganan bencana itu digambarkan terjadi gempa bumi berkekuatan besar saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah setempat, sehingga para siswa diajari untuk mengatasi kepanikan dan menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi.
Kegiatan simulasi kesiapsiagaan bencana di SMKN 2 Jember merupakan rangkaian peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipusatkan di Nusa Tenggara Barat dengan memecahkan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan melibatkan ribuan sekolah dari berbagai provinsi.
Salah satu siswa SMKN 2 Jember Yusuf mengatakan para siswa sangat memerlukan informasi terkait dengan kesiapsiagaan bencana, sehingga dengan adanya simulasi bisa mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi ketika kegiatan belajar berlangsung.
"Kami harus mencari tempat yang bisa melindungi dari reruntuhan gedung, jalur evakuasi dan berlari ke tempat terbuka agar terhindar dari kerusakan bangunan akibat gempa bumi," ujarnya.