Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Puluhan siswa disabilitas tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) dari Kabupaten Jember dan Lumajang, Jawa Timur, beradu kreasi dalam Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Disabilitas yang digelar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Branjangan, Kabupaten Jember, Kamis.
"Total peserta yang mengikuti LKS Disabilitas sebanyak 35 siswa dengan delapan bidang yang dilombakan yakni hantaran, kecantikan, tata busana, merangkai bunga, tata boga, teknologi informasi, kreasi barang bekas dan membatik," kata Ketua Panitia LKS Disabilitas Yuril Istifarah di SLB Branjangan Jember.
Menurutnya, LKS Disabilitas tersebut digelar setiap tahun dan bagi siswa yang meraih juara di tingkat kabupaten akan berlanjut mengikuti seleksi Lomba Kompetensi Siswa Nasional (LKSN) tingkat Provinsi Jawa Timur, sehingga diharapkan para siswa memberikan karya terbaiknya dalam lomba tersebut.
"Dari segi karya, hasil kreasi siswa berkebutuhan khusus tersebut tidak kalah bagus dengan yang lain dan bisa bersaing dengan siswa yang normal karena karya mereka sudah pernah dipamerkan di tingkat nasional," tuturnya.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut merupakan upaya memberikan ruang anak-anak disablitas untuk berkarya dan berkreasi karena setiap anak tentu memiliki kemampuan yang istimewa di masing-masing bidang.
"Saya berharap ajang tersebut juga melatih kemandirian dan daya saing siswa disabilitas dalam menciptakan karya dan kreasi yang bernilai tinggi karena kegiatan itu bukan hanya ajang kompetisi tapi wadah untuk belajar," katanya.
Sementara untuk lomba Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional Disabilitas (FLS3N) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat SD, SMP dan SMA Disabilitas akan digelar secara luring.
Pembukaan Lomba Kompetensi Siswa Disabilitas yang mengusung tema "Bukan Sekedar Untuk Menang, Tapi Ajang Untuk Belajar" dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jember Sugeng Trianto dan Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Jember Tulus Wijayanto, serta kepala SLB di Jember dan Lumajang.
"Saya berharap kegiatan itu bisa menambah wawasan dan membuat anak didik disabilitas bahagia, sehingga dapat meningkatkan kompetensi mereka karena semangat juang mereka juga tinggi," katanya.
Menurutnya, anak-anak berkebutuhan khusus juga aset bangsa Indonesia yang harus diberikan ruang untuk berkarya dan berkreasi agar Indonesia untuk menuju Indonesia Emas 2045.*