AS: Oposisi Suriah Jamin Kemunculan Pemimpin Baru
Selasa, 3 Juli 2012 17:50 WIB
Washington (ANTARA/AFP) - Cetak biru baru untuk peralihan politik di Suriah menawarkan "jaminan kuat" kelompok oposisi bahwa Presiden Bashar al-Assad tidak akan kembali berada dalam daftar pemimpin baru negara itu, kata pejabat AS pada Senin.
Pemimpin oposisi Suriah bertemu di Kairo untuk memetakan visi umum bagi negara mereka, yang terkoyak perang saudara 16 bulan, dalam upaya menggulingkan pemimpin lama, Bashar al Assad, yang sejauh ini menolak turun.
Mereka telah sangat kritis, namun demikian, pada rencana kompromi baru yang disusun oleh utusan khusus PBB-Liga Arab Kofi Annan. Mereka juga sepakat di Jenewa pada akhir pekan lalu untuk tidak melakukan seruan eksplisit agar Bashar al-Assad mengundurkan diri.
Dewan Nasional Oposisi Suriah, Minggu, berkata bahwa "tidak ada inisiatif yang dapat memperoleh dukungan rakyat Suriah kecuali khusus inisiatif itu secara khusus menuntut mundurnya Bashar al-Assad dan kelompoknya."
Tetapi juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan rencana itu mengandung suatu klausa yang menyebutkan jika para anggota badan pemerintah transisi yang akan memimpin Suriah harus disepakati "dengan persetujuan bersama."
"Jadi dari pandangan kami... tidak ada cara lain untuk Bashar al Assad, kroni-kroninya atau semua orang dengan darah di tangan mereka akan memperoleh persetujuan bersama," katanya kepada wartawan.
"Hal ini, memberikan jaminan bahwa mereka dapat memveto orang-orang seperti Bashar al Assad."
Dia juga mengatakan bahwa rencana itu harus mampu menarik perhatian anggota-anggota pemerintah saat ini sebagai bentuk tawaran bagi mereka untuk mengurangi jaringan "rejim dan bergabung dengan inisiatif ini untuk mulai menyusun langkah ke depan."
Itu harus "menarik perhatian orang-orang yang bekerja di pemerintah, bertugas di militer," kata Nuland.
Annan saat ini tengah menjangkau para penghubungnya di Suriah untuk mencoba mengidentifikasi anggota-anggota pemerintah transisi yang dapat memimpin negara itu.
"Amanat yang diberikan kelompok tersebut pada Annan adalah untuk segera bekerja dengan seluruh pihak guna menentukan kandidat, untuk mencoba menyusun suatu lembaga yang diharapkan dapat memimpin Suriah pasca Bashar al Assad," tambah Nuland.(*)