Surabaya (ANTARA) - Pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto menghapus kuota impor di Indonesia disambut baik oleh para pengusaha karena langkah ini dianggap memberi ruang yang lebih sehat dalam perdagangan.
"Potensi-potensi perdagangan yang tidak sportif akan tertutup dari sini. Aktivitas bisnis pun akan sehat seiring berjalannya. Kita sangat mendukung sistem yang di berlakukan oleh presiden," ucap Ketua Bidang Hukum Perkumpulan Pengusaha Bawang Nusantara (PPBN) Mulyadi, melalui keterangannya di Surabaya, Rabu.
Penghapusan mekanisme ini bertujuan untuk menghilangkan sistem monopoli di dunia bisnis mengenai aktivitas impor pangan.
Lanjutnya, dengan kebijakan ini siapapun bisa melakukan aktivitas impor secara mandiri, dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan negara.
Menurut Mulyadi, di sektor perdagangan khususnya komoditi bahan pokok nantinya, penentuan harga akan berjalan lebih kompetitif dan masyarakat bebas memilih produk yang dianggap lebih menguntungkan.
Selama ini, lanjut Mulyadi, adanya pembatasan kuota impor ini sangat membatasi aktivitas alur bisnis, terutama kalangan menengah ke bawah.
Sehingga, geliat bisnis secara makro hanya bisa dijalankan oleh lingkaran tertentu yang memiliki kuota tersebut.
"Sebelumnya rezim perizinan di Indonesia sangat komplek, dari penghapusan kouta impor ini akan memberikan kepastian dan keadilan bagi masyarakat di Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Prabowo dalam sesi dialog ekonomi di Menara Mandiri Jakarta Pusat menyebut telah memberi instruksi pada kementeriannya untuk menghapus kuota impor, utamanya yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Pembukaan keran impor bagi siapa saja yang memenuhi kemampuan impor ini otomatis membuka peluang bisnis lebih terbuka dan transparan.
Menurut Prabowo, kebijakan ini juga bagian dari upaya strategis pemerintah untuk merampingkan birokrasi serta memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha.