Jember - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Jember, Jawa Timur, berdemontrasi mengecam minimnya anggaran kesehatan untuk orang miskin di kabupaten setempat. Sejumlah aktivis melakukan orasi politik sambil membawa sejumlah poster dan membagikan selebaran tentang minimnya anggaran kesehatan kepada pengguna jalan di sekitar halaman gedung DPRD Kabupaten Jember, Rabu siang. "Pejabat Pemkab Jember harus menghentikan politik pencitraan seperti kegiatan bulan berkunjung ke Jember (BBJ) yang identik dengan kemewahan karena masih banyak warga miskin yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan gratis," kata koordinator aksi, Yanuar Budi Ananda. Menurut dia, anggaran kesehatan untuk masyarakat miskin melalui jaminan kesehatan daerah (jamkesda) yang dialokasikan Pemkab Jember dalam APBD tahun 2012 sebesar Rp6,3 miliar belum cukup. "Anggaran jamkesda sudah habis, sehingga banyak pasien miskin yang berobat dengan membawa surat pernyataan miskin (SPM) ditolak oleh rumah sakit, bahkan ada warga Kecamatan Rambipuji meninggal dunia setelah ditolak oleh pihak rumah sakit," paparnya. Untuk itu, lanjut dia, GMNI mendesak Pemkab dan DPRD Jember segera membuat solusi atas persoalan tersebut, sehingga tidak ada lagi warga miskin yang meninggal karena tidak memiliki biaya berobat. "Pemkab Jember terkesan enggan menggunakan dana talangan untuk pengobatan pasien miskin, sedangkan kegiatan BBJ selama Juni-Juli 2012 menghabiskan anggaran mencapai Rp6,5 miliar," katanya. Ia meminta sejumlah Rumah Sakit Daerah (RSD) milik Pemkab Jember untuk menunjukkan transparansi laporan anggaran dalam perawatan pasien miskin yang menggunakan anggaran jamkesda. "Kami juga mendesak Komisi D DPRD Jember meningkatkan kontrol terhadap RSD untuk mengantisipasi adanya manipulasi data penggunaan alokasi anggaran untuk pasien miskin," ujarnya menambahkan. (*)
GMNI Jember Demo Minimnya Anggaran Kesehatan
Rabu, 27 Juni 2012 15:47 WIB