Madiun - Seorang warga Desa Klumutan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Yunita Sari (16), diduga menjadi korban "trafficking" atau perdagangan manusia serta penganiayaan hingga mengalami luka fisik dan depresi. Ayah korban, Sarimin, Selasa, mengatakan, saat ini kondisi Yunita sangat memprihatinkan. Ia sulit diajak berkomunikasi dan beberapa bagian tubuhnya mengalami luka memar serta bakar. "Sejak datang kemarin, ia sudah linglung dan tidak bisa diajak bicara. Melihat kondisinya yang memprihatinkan, saya langsung melapor ke Polsek Saradan," ujar Sarimin kepada wartawan. Sarimin menjelaskan, kondisi Yunita yang depresi tersebut berawal saat gadis yang hanya tamatan sekolah dasar itu meninggalkan rumah dengan dua orang tetangganya untuk mencari pekerjaan di Surabaya. "Yunita pergi ke Surabaya dengan tetangga saya setahun yang lalu untuk mencari pekerjaan. Namun, sesampai di Terminal Bungurasih, Yunita terpisah dari rombongan dan hilang. Sejak itu saya kehilangan kontak dengan anak saya," kata Sarimin menerangkan. Pihak keluarga sudah berulang kali mencari keberadaan Yunita di Surabaya, namun gagal menemukan. Tanpa diduga, tiba-tiba Yunita pulang ke rumah, hanya saja kondisinya telah depresi dan mengalami banyak luka di tubuh. "Semalam ia datang dengan diantar oleh perangkat desa kami. Katanya ia ditemukan seseorang di wilayah Balerejo, Kabupaten Madiun, lalu akhirnya diantar ke desa kami," kata dia. Meski sulit diajak berkomunikasi, sesekali saat ditanya orang tuanya, Yunita mengaku selama di Surabaya ia bekerja menjadi pembantu rumah tangga di salah satu keluarga keturunan Tionghoa. Namun saat ditanya lebih lanjut, putri pasangan Sarimin dan Suti ini menjawab tidak jelas. Sementara, Kapolsek Saradan AKP Sentot Sujito membenarkan jika pihaknya menerima laporan tentang adanya warga yang mengalami depresi. Pihak kepolisian akhirnya membawa korban ke RSUD Caruban Kabupaten Madiun untuk melakukan proses visum. "Kami sudah membawa korban ke rumah sakit untuk divisum. Hasil visum tersebut nantinya untuk melengkapi laporan orang tua korban," kata AKP Sentot. Disinggung soal dugaan trafficking, pihaknya belum dapat memastikan hal tersebut. Pihaknya masih harus melakukan penyelidikan lebih lanjut. Apalagi, lokasi kejadiannya berada di Surabaya. "Kami belum dapat menyimpulkan jika yang bersangkutan adalah korban trafficking. Jika pihak keluarga tidak terima dengan kondisi korban, maka kami akan memberikan surat pengantar ke Polres Surabaya untuk penyelidikan lebih lanjut karena kejadiannya di sana," jelas Sentot. Ia menambahkan, dalam kasus ini pihaknya baru bisa memintai keterangan dari orang tua korban. Hal ini karena yang bersangkutan masih sulit diajak berkomunikasi. Selain itu, dua orang tetangga korban yang pergi ke Surabaya bersamaan dengan korban tahun lalu, saat ini telah berada di Kalimantan. (*)
Warga Kabupaten Madiun Diduga Jadi Korban "Trafficking"
Selasa, 19 Juni 2012 17:59 WIB