Ponorogo, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan RI Wahyu Sakti Trenggono meninjau Pasar Legi Ponorogo, Jawa Timur, Kamis, untuk memastikan ketersediaan stok garam menjelang Hari Raya Idul Fitri serta kesiapan swasembada pangan garam nasional.
Dalam kunjungan tersebut, Trenggono berdialog dengan sejumlah pedagang guna memantau distribusi bahan pangan, khususnya garam, di wilayah Bumi Reog.
“Ketersediaan garam di pasar menjadi bagian integral dari upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional,” kata Trenggono.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku industri dalam menjaga stabilitas harga serta pasokan garam, terutama selama Ramadan dan Lebaran ketika permintaan cenderung meningkat.
Pemerintah, lanjut dia, berkomitmen meningkatkan produksi garam domestik dan memperkuat sistem distribusi agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara berkelanjutan serta mengurangi ketergantungan pada impor.
“Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong kemandirian sektor garam nasional dan memperkuat ekosistem distribusi agar lebih efisien dan berdaya saing,” ujarnya.
Trenggono juga mengapresiasi peran PT Garam dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui penyediaan dan distribusi garam untuk kebutuhan konsumsi maupun industri.
Ia berharap PT Garam terus meningkatkan serapan terhadap produksi lokal dan memperluas kapasitas distribusi guna memastikan harga tetap stabil dan pasokan tersedia bagi masyarakat.
“Saya meminta PT Garam memastikan distribusi garam berjalan lancar sehingga tidak terjadi kelangkaan di tingkat pedagang dan konsumen,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Trenggono juga meminta adanya laporan berkala terkait produksi dan distribusi garam, termasuk berbagai tantangan yang dihadapi di lapangan.
Menurut dia, kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan pelaku usaha sangat penting dalam menjamin keberlanjutan sektor garam nasional.
“Saya berharap PT Garam terus berinovasi meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengelolaan garam nasional. Dengan kerja sama yang erat, kita bisa mewujudkan sektor garam yang mandiri dan berdaya saing,” kata Trenggono.
Sementara itu, Direktur Utama PT Garam Abraham Mose mengatakan perusahaannya telah mengoperasikan gudang berkapasitas 3.000 ton di Ponorogo, dengan ketersediaan saat ini sekitar 1.000 ton.
“Pangsa pasar kita mencapai hampir 87 persen. Mudah-mudahan ke depan PT Garam lebih ekspansif dan sesuai arahan Pak Menteri, tidak ada impor garam. Kita harus jadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujarnya.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyebut produk garam milik PT Garam, yakni segitiga G, telah menguasai pasar lokal sejak lama, terutama saat peralihan dari garam non-yodium ke garam beryodium.
“Masyarakat Ponorogo sudah sangat akrab dengan garam segitiga G. Suplainya bahkan melebihi kebutuhan warga di sini. Mudah-mudahan ke depan bisa terus berkontribusi bagi pembangunan dan kesehatan di Ponorogo,” kata Kang Giri, sapaan akrab Bupati Sugiri