Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Volume produksi kerupuk rambak berbahan kulit kerbau dan kulit sapi di sentra industri kerupuk rambak Kelurahan Sembung, Tulungagung, Jawa Timur 2-3 pekan terakhir mengalami peningkatan signifikan, terutama untuk memenuhi kebutuhan konsumen lokal menjelang Lebaran 2025.
Salah satu pemilik usaha pengolahan kerupuk rambak, UD Intan jaya menyebut, peningkatan produksi tahun ini berkisar 200 persen dibanding hari biasa.
"Kalau sebelum-sebelumnya (hari biasa) satu hari produksi bisa menghabiskan setengah kuintal (500 kilogram) bahan baku kerupuk rambak, menjelang Lebaran ini sehari yang kami olah bisa satu kuintalan," kata pemilik usaha UD Intan Jaya, H. Waluyo dikonfirmasi di pabrik rumahan miliknya di Desa Sembung, Tulungagung, Selasa.
Namun peningkatan ini disebutnya masih landai, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya kenaikan volume produksi maupun permintaan bisa mencapai 300 persen bahkan lebih.
Ia berharap lonjakan permintaan kerupuk rambak masih akan terjadi mendekati hari H Lebaran yang diperkirakan jatuh pada akhir Maret ini.
"Sekarang memang naik, sekitar dua kali lipat. Tapi biasanya lonjakan paling tinggi terjadi beberapa hari sebelum Lebaran. Kami prediksi permintaan bisa kembali normal seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Sejak awal Ramadhan, total produksi telah mencapai lebih dari 150 kuintal untuk memenuhi permintaan konsumen lokal maupun luar daerah.
Waluyo memastikan tidak ada penyesuaian harga meskipun terjadi peningkatan permintaan.
Harga kerupuk rambak sapi tetap Rp115 ribu per kilogram dan rambak kerbau Rp185.000 per kilogram. Sementara produk mentah dijual lebih murah, selisih sekitar Rp5 ribu per kilogram.
Ia menjelaskan, bahan baku utama berupa kulit sapi dan kerbau diperoleh dari luar Pulau Jawa, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan. Pasokan bahan baku tahun ini relatif lancar dan tidak menemui kendala berarti.
"Biasanya menjelang Lebaran ada hambatan pengiriman, tapi tahun ini semua berjalan normal. Jadi produksi juga tidak terganggu," ujarnya.
Untuk pemasaran, Waluyo menuturkan bahwa mayoritas pesanan dari luar kota telah dikirim lebih awal, sementara produksi saat ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Menurut dia, keunggulan kerupuk rambak khas Tulungagung terletak pada proses pengolahan yang masih tradisional, tanpa bahan tambahan berbahaya, sehingga menghasilkan rasa gurih dan tekstur yang khas.
"Banyak pelanggan dari luar kota yang mengakui kualitas rambak Tulungagung lebih unggul, terutama dari segi rasa dan kerenyahan," pungkasnya.