Bojonegoro (ANTARA) - Perajin kaligrafi berbahan kayu jati di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan sepinya pembeli pada Ramadhan 2025, dan memilih menghabiskan stok lama yang belum laku terjual.
"Pesanan kaligrafi menurun drastis Ramadhan tahun ini. Sementara berhenti produksi dulu menunggu orderan masuk dan menghabiskan stok lama," kata perajin kaligrafi di Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro, Achmad Nur Aminin, Minggu.
Amin menceritakan, pada 10 hari pertama Ramadhan 2024, kurang lebih 15 hiasan kaligrafi telah terjual. Sementara pada 2025, belum ada pembeli sama sekali.
"Sementara ini melayani pesanan meja dan kursi tamu, sambil menunggu pembeli kaligrafi saat Ramadhan," jelasnya.
Hal senada juga dikeluhkan perajin kaligrafi di Bojonegoro lainnya, Sutrisno, karena sejak November 2024 hingga Ramadan tahun ini belum ada pembeli kaligrafi.
Menurut Sutrisno, pada Ramadhan tahun lalu penjualan kaligrafi meningkat 200 persen dibandingkan hari biasa, dengan harga paling murah Rp4 juta dan yang mahal Rp50 juta.
"Ramadhan tahun ini sepi pembeli kaligrafi, Ramadhan tahun kemarin bisa untung bersih sekitar Rp300 juta," terangnya.
Ditambahkan, kaligrafi dengan tulisan Asmaul Husna dengan ukuran 2,85 meter x 1,10 meter dijual Rp50 juta, sedangkan yang ukuran 2,50 meter x 1 meter dibanderol Rp30 juta.
Biasanya para pembeli datang dari Makassar, Madura, Bali, Jakarta, Surabaya dan daerah lainnya.
"Harga kaligrafi berbahan kayu jati tergantung ukuran dan kerumitannya, karena proses pembuatannya bisa sampai 3 bulan dengan dibantu empat orang pekerja," katanya.
Perajin kaligrafi kayu jati di Bojonegoro keluhkan sepi pembeli saat Ramadhan
Minggu, 9 Maret 2025 14:46 WIB

Perajin kaligrafi berbahan kayu jati di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menunjukan hasil karyanya di galerinya, Minggu (9/3/2025). (ANTARA / M. Yazid)