Tulungagung - Ratusan massa NU dari sejumlah daerah se-eks-Karesidenan Kediri, Selasa siang, mendemo kepolisian Tulungagung, Jawa Timur, menuntut penuntasan kasus pengeroyokan anggota Banser setempat oleh ratusan oknum anggota Perguruan Setia Hati Terate (PSHT), beberapa waktu lalu. Laporan koresponden ANTARA di lokasi unjuk rasa, massa yang semula berkumpul di stadion Redjoagung, Kota Tulungagung terlihat bergerak menuju mapolres menggunakan sepeda motor dan mobil pikup. Namun perjalanan para pendemo terhenti di perempatan BTA yang berjarak hanya sekitar 50 meter dari mapolres. Di tempat ini, ratusan polisi antihuru-hara telah berdiri membentuk pagar betis untuk menutup jalan para pendemo agar tidak masuk hingga halaman mapolres. "Kami ke sini dalam rangka mendukung polisi dalam mengungkap kasus pengeroyokan tersebut dan menangkap orang-orang yang terlibat, termasuk otak pelaku pengeroyokan," kata korlap aksi dari GP Ansor Kota Kediri , Suminto. Meski sempat terdengar yel-yel bernada kecaman terhadap ulah sejumlah oknum anggota PSHT dalam sejumlah peristiwa kekerasan, aksi yang diikuti sekitar 200 massa NU, Banser dan GP Ansor tersebut tetap berjalan damai. Massa bersedia membubarkan diri pada pukul 11.00 WIB, setelah perwakilan mereka diterima Kapolres Tulungagung AKBP Whisnu Hermawan di dalam mapolres. "Saya secara pribadi atas nama kapolres dan jajaran mengucapkan terima kasih atas 'support' (dukungan) saudara-saudara saya dari NU. Saya berjanji untuk mengusut dan melakukan penanganan atas kasus ini hingga tuntas," janjinya. Kapolres juga menyampaikan di hadapan forum perwakilan tokoh NU, Banser, dan GP Ansor se-eks-Karesidenan Kediri bahwa saat ini telah ada lima pelaku yang mereka tangkap. Satu di antara lima pelaku tersebut diidentifikasi sebagai "intelectual dadder" (otak intelektual) di balik terjadinya aksi pengeroyokan oleh ratusan massa PSHT terhadap kader Banser NU Kecamatan Gondang di Desa Mojoarum, Kecamatan Gondang, beberapa waktu lalu. "Satu orang yang diduga 'intelectual dadder' berinisia 'S'i ni kami tangkap semalam. Dia kami identifikasi sebagai provokator yang menggerakkan massa PSHT sehingga terjadi insiden pengeroyokan dan perusakan atribut NU di Kecamatan Gondang waktu itu," ungkapnya. (*)
Warga NU Demo Polisi Tulungagung
Selasa, 5 Juni 2012 13:05 WIB