Tulungagung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menargetkan pembangunan 1.000 jamban dalam setahun sebagai bagian dari program jambanisasi guna meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tulungagung Tri Hariadi di Tulungagung, Kamis, mengungkapkan target ini saat memberikan penghargaan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berhasil menyukseskan program jambanisasi di desanya.
Menurutnya, anggaran program tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Tulungagung dan didukung dana pemerintah pusat.
"Harapannya masyarakat Tulungagung semakin sadar akan pentingnya sanitasi, sehingga kesehatan mereka pun meningkat," ujar Tri.
Pada 2024, Pemkab Tulungagung menerima anggaran sekitar Rp11 miliar untuk mendukung program peningkatan sanitasi.
Meski Kabupaten Tulungagung telah mendeklarasikan diri bebas dari praktik buang air sembarangan (ODF), sekitar 15 persen keluarga masih belum memiliki jamban layak.
"Jamban layak harus memenuhi standar, seperti menggunakan septictank fabrikasi agar limbah tidak bocor," tambahnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Tulungagung, Anang Praristianto, menjelaskan meski 15 persen keluarga belum memiliki jamban pribadi, mereka sudah tidak buang air sembarangan.
"Sebagian besar dari mereka menumpang menggunakan jamban milik keluarga lain," ungkap Anang.
Pada 2024, Pemkab Tulungagung telah membangun jamban di 18 desa masing-masing 50 unit, total 900 jamban dengan anggaran dari APBN.
Selain itu, pemkab menambah 271 jamban melalui program satu desa satu jamban.
Namun, pada 2025, anggaran dari pemerintah pusat diperkirakan turun menjadi sekitar Rp6 miliar, sehingga target jambanisasi pun menyesuaikan. "Kami tetap memprioritaskan pembangunan bagi keluarga yang belum memiliki jamban," kata Anang.
Setelah seluruh keluarga memiliki jamban, program akan difokuskan pada peningkatan kualitas jamban yang belum memenuhi standar layak.