Surabaya (ANTARA) - Kementerian Kesehatan dan PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bekerja sama untuk mendukung program cek kesehatan gratis melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di sela-sela Kongres XVIII Muslimat NU di Surabaya, Jumat.
Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa berupa komitmen Dukungan Penyelenggaraan Program Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan Dalam Rangka Mendukung Indonesia Emas 2045.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa stroke, jantung dan kanker merupakan tiga penyakit teratas penyebab kematian di Indonesia dan sebagai deretan penyakit kronis oleh medis.
"Rata-rata usia hidup di Indonesia 74 tahun, jika ada di atas 74 tahun, sama Allah sudah dikasih bonus, tapi kalau hidup kita sehat bisa sampai 80 tahun. Caranya dengan rutin melakukan cek kesehatan gratis," katanya.
Cek kesehatan gratis yang diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis secara menyeluruh pada hari ulang tahun setiap warga negara yang bisa dilakukan di Puskesmas.
Pemeriksaan dini memungkinkan untuk menghindari penyebaran penyakit lebih lanjut. Seperti cek mammografi (deteksi kanker payudara), cek lingkar perut, cek kanker serviks, cek gula darah, cek kolesterol dan lain sebagainya. Sementara Vaksinasi HPV gratis yang diberikan kepada anak usia 11-12 tahun.
"Pemerintah mulai tahun ini akan melakukan cek kesehatan gratis untuk 287 juta rakyat Indonesia. Untuk yang bukan usia sekolah ceknya di Puskesmas, untuk usia sekolah, cek kesehatan gratisnya di sekolah," kata Budi.
Program kesehatan bisa sukses jika bersifat inklusif dan dilakukan secara bersama-sama, berupa gerakan. Salah satunya menggandeng Muslimat NU.
Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa bahkan diundang khusus oleh Presiden Prabowo ke Hambalang, Bogor untuk membantu mensukseskan program tersebut dengan melibatkan jutaan Kader Muslimat NU.
"Cita-cita saya, ibu mesti bantu," kata Budi Gunadi Sadikin menirukan ucapan Presiden Prabowo kala itu.
Budi mengungkapkan bahwa peran ibu-ibu Muslimat NU dalam lingkup terkecil rumah tangga sangatlah penting. Ini bisa memantau kesehatan setiap anggota keluarga masing-masing secara berkala.
"Saya ingin menggerakkan Muslimat NU bukan hanya Mustika Segar saja, tetapi juga Mustika Dokter Keluarga," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dia mengajak untuk menjaga hidup tetap sehat yang rajin cek kesehatan di Puskesmas dan kedua minta ibu-ibu dokter NU ini mengajari semua Muslimat NU yang katanya lebih dari 20 juta itu menjadi dokter-dokteran di rumahnya.
Sementara itu, Ketum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan pihaknya memimpin 111 rumah sakit klinik utama dan pertama serta klinik Hemodialis yang dilahirkan dalam Kongres Muslimat Tahun 1953 dan telah melayani masyarakat.
Berikut ia siap mendukung program pemerintah mulai dari penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Perjalanan layanan kesehatan oleh Muslimat NU ini sudah berjalan baik secara konstitusional maupun layanan publik," kata Khofifah.