Siswa SD Madiun Belajar di Ruang Darurat
Selasa, 22 Mei 2012 15:40 WIB
Madiun - Sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sugihwaras 2 di Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terpaksa belajar di ruang darurat akibat bangunan kelas mereka rusak dan nyaris roboh sehingga membahayakan keselamatan jiwa.
Guru sekolah setempat Ester Sudarwati, Selasa, mengemukakan, belajar di ruang darurat ini telah berlangsung sejak tiga bulan terakhir. Para murid kelas I, II, dan III terpaksa harus belajar di ruang darurat di antaranya di ruang perpustakaan, gudang, dan ruang kegiatan pramuka untuk mengikuti pelajaran.
"Sebelum berpindah-pindah di sejumlah ruang darurat di sekolah, para siswa ini sempat belajar di rumah warga desa setempat. Namun karena gelap dan banyak nyamuk akhirnya kegiatan belajar-mengajar dikembalikan ke sekolah meski dalam keadaan terbatas," ujar Ester.
Sambil beralaskan tikar, para siswa SDN Sugihwaras 2 ini harus belajar dengan cara lesehan. Hal ini karena dua ruang kelas mereka rusak dimana pada bagian atap bangunan nyaris roboh.
Para siswa ini terpaksa juga belajar dengan fasilitas seadanya karena bangku dan papan tulis mereka belum sempat dipindahkan dari rumah warga sebelumnya.
Para guru di sekolah tersebut mengaku proses belajar-mengajar tidak berjalan efektif. Sebab, selain menempati ruang darurat, para siswa juga harus berdesakan saat belajar. Apalagi, kondisi ini mereka alami jelang ujian akhir semester sehingga dipastikan akan mempengarui hasil ujian siswa.
"Meski demikian, kami tidak mempunyai pilihan lain. Lebih baik belajar di ruang darurat dari pada keselamatan anak-anak terancam jika sewaktu-waktu atap kelas roboh," kata Ester.
Pihak sekolah juga telah melaporkan keadaan ruang kelas yang rusak kepada dinas terkait, namun hingga kini belum ada tanggapan dan upaya perbaikan.
Salah satu siswa SD setempat Ari mengaku tidak nyaman dengan ruang belajar mereka. Selain itu, aktivitas belajar-mengajar yang sering berpindah-pindah dari beberapa ruang darurat membuat para siswa tidak dapat berkonsentrasi.
"Sejak ruang kelas rusak kami terus berpindah-pindah. Dulu pernah belajar di rumah warga, lalu dipindah ke gudang dan ruang kegiatan pramuka. Kata Bu Guru biar aman dari atap yang sewaktu-waktu bisa roboh," kata Ari.
Kini para guru dan siswa berharap pemerintah setempat segera merenovasi sekolah mereka agar proses belajar para siswa kembali berjalan normal.
Sementara, data Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun mencatat, sebanyak 442 gedung sekolah dasar di wilayah setempat dalam keadaan rusak dan perlu perbaikan atau renovasi.
Dari 442 gedung sekolah dasar yang rusak tersebut, sebanyak 601 ruang di antaranya dalam kondisi rusak parah, 500 ruang dalam kondisi rusak sedang, dan 238 ruang di antaranya dalam kondisi rusak ringan. Guna mengatasi kerusakan gedung sekolah tersebut, dinas pendidikan mengaku akan merenovasi secara bertahap. (*)