Kediri (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dengan instansi terkait lainnya memperbaiki jalan antardesa yang jebol di Kecamatan Plosoklaten, akibat terjangan derasnya arus air setelah hujan yang melanda daerah tersebut.
"Hari ini langsung dilakukan perbaikan dengan kombinasi bronjong kemudian diuruk dengan koral dan batuan lainnya. Setelah selesai nanti diaspal," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Stevanus Djoko Sukrisno di Kediri, Kamis.
Pihaknya menyadari jalan itu dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari-hari. Jalan itu menghubungkan antardesa yakni Desa Sepawon, Wonorejo dan Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
Keberadaan jalan itu sangat penting. Tanpa jalan itu warga harus memutar lebih jauh hingga Desa Sugiwaras, Kecamatan Ngancar. Namun, dengan lewat di lokasi itu bisa lebih pendek yang dilewati.
Ia menambahkan, jalan yang jebol itu tergerus debit air yang lewat di jalur lahar. Lebar jalan yang jebol antara 4 meter hingga 5 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter.
Pihaknya mengatakan untuk perbaikan itu dimungkinkan membutuhkan waktu sekitar tiga hari. Diharapkan pekerjaan itu bisa selesai pada Minggu (1/2).
"Targetnya dari PUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri) hari Minggu selesai," kata dia.
Ia mengatakan, sebenarnya jalan itu sudah tergerus sedikit demi sedikit sebelumnya. Namun, karena pada Rabu (29/1) hujan turun sangat deras, membuat banjir dan jalur lahar dipenuhi air, sehingga jalan itu jebol.
"Itu awalnya tergerus sedikit demi sedikit. Kemarin hujannya deras akhirnya jebol. Untuk itu menggunakan bronjong dan di sudet jalur lahar itu," kata dia.
Ia menambahkan, sebenarnya dampak dari hujan deras itu tidak hanya membuat jalan jebol tapi sejumlah titik jalan di Kecamatan Plosoklaten menjadi rusak. Namun, prioritas perbaikan terlebih dahulu adalah di lokasi jalan yang jebol.
Sementara itu, sejumlah warga mengakui memang sulit jika jalan itu tidak segera diperbaiki. Salah satu warga, Maya Rohmawati mengatakan setiap berangkat sekolah ia selalu lewat di jalan itu.
Namun, karena jalan jebol ia pun harus memutar lebih jauh lagi mengambil jalur alternatif lainnya.
"Susah karena harus lewat di jalan yang kurang layak begitu. Kalau biasanya lewat sini ke sekolah sekitar 10 kilometer, harus memutar hingga sekitar 13 kilometer," kata Maya yang sekolah di SMKN I Plosoklaten ini.
Warga lainnya, Abdurrahman mengatakan jalan ini memang bukan jalan utama, namun menjadi penghubung utama antardesa yakni Desa Sepawon dan Desa Trisulo.
Ia menambahkan, lokasi di dekat jalan itu bukan sungai melainkan jalur lahar Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut), yang juga dilewati air saat hujan terjadi.
"Orang sini menyebutnya jalur air lahar. Kalau hujan, airnya mengalir ke sini dari sisi timur sebelum masuk ke area persawahan," kata dia.
Ia menambahkan, warga memang mengandalkan jalan ini untuk keperluan sehari-hari. Dengan kejadian itu, warga terimbas terutama anak-anak yang harus sekolah.
"Ini kan jalan umum, semoga segera diperbaiki," kata Abdurrahman.
BPBD Kediri perbaiki jalan antardesa yang jebol
Kamis, 30 Januari 2025 16:14 WIB

Petugas menguruk jalan yang jebol dengan pasir di Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (30/1/2025). Jalan itu jebol setelah diterjang derasnya air. ANTARA/HO-BPBD Kabupaten Kediri