Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan bahwa Indonesia membuka peluang bagi investasi dari Timur Tengah dan negara lain.
Rosan, dalam keterangannya usai menghadap Presiden Prabowo Subianto di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, menyebutkan upaya itu untuk meningkatkan kontribusi investasi terhadap PDB Indonesia yang saat ini berada di angka 24-25 persen.
"Ada beberapa investasi juga tentunya memang dari Timur Tengah dan yang lain-lain," katanya.
Dalam pertemuannya dengan Presiden, Rosan melaporkan perkembangan rencana investasi di Indonesia untuk periode 2025-2029 yang diproyeksikan menyentuh Rp13.032 triliun, dengan target investasi di tahun ini sebesar Rp1.905 triliun.
Rosan menekankan bahwa investasi ini akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, dengan target pertumbuhan sebesar 8 persen pada 2029.
Untuk mencapainya, kata Rosan, diperlukan kolaborasi 18 kementerian terkait untuk mendukung capaian investasi pada tahun tersebut berkisar Rp3.414 triliun.
Kementerian Investasi/BKPM juga menggali potensi investor portfolio, seperti fund management besar dunia yang selama ini belum tergarap maksimal.
Contohnya perusahaan yang berbasis di AS, Blackrock, dengan aset sebesar 11 triliun dolar AS atau setara enam kali lipat dari GDP Indonesia.
Ketika ditanya tentang investasi dari Amerika Serikat, Rosan menyebut adanya proyek besar yang akan diumumkan dalam waktu dekat, melibatkan sektor teknologi dengan nilai signifikan.
Proyek tersebut sudah memasuki tahap koordinasi resmi dengan Kementerian Perindustrian dan akan diumumkan setelah pertemuan pada 7 Januari 2025.
Dalam laporannya, Rosan juga menyebutkan hasil kunjungan kerja ke China, di mana Indonesia menerima komitmen investasi sebesar 7,46 miliar dolar AS dari empat perusahaan besar, yang meliputi sektor fiberglass, PET resin, solar panel, dan perikanan terintegrasi di Maluku serta Papua.
Selain itu, salah satu perusahaan otomotif BYD juga memulai persiapan pembangunan fasilitas manufaktur di Subang, Jawa Barat, yang dijadwalkan dimulai awal tahun depan.