Malang Raya (ANTARA) - Direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo memastikan peralihan penggunaan bahan bakar dari B35 ke B40 atau biodisel 40 persen tak akan memberikan dampak kenaikan harga tiket kereta api.
"Relatif sama (harga tiket), harga bahan bakar (masih) sama," kata Didiek di Kota Malang, Selasa.
PT KAI akan mulai menggunakan bahan bakar B40 untuk lokomotif per awal tahun 2025.
Langkah itu sebagai bentuk tindak lanjut terhadap upaya pemerintah pusat yang menggaungkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.
Secara garis besar, jenis B40 merupakan hasil campuran antara bahan bakar minyak solar dan 40 persen bahan bakar nabati yang berasal dari kelapa sawit.
"B40 apa itu? High speed diesel (HSD) itu 60 persen basisnya BBM (solar) dan 40 persen sawit," ucapnya.
Meski begitu, dia tak memungkiri jika jenis bahan bakar B40 memberikan dampak pada jadwal pelaksanaan perawatan lokomotif kereta api.
Sebab, lanjutnya, ketika menggunakan bahan bakar B35 masa perawatan bisa tiga hingga enam bulan sekali, tapi dengan B40 akan ada penyesuaian terhadap proses perawatan.
"Ada berbagai konsekuensi penggantian BBM, yang setelah tiga bulan itu, jadi satu bulan, perawatan sarana prasarana yang biasa enam bulan sekali dimajukan tiga bulan sekali agar keandalan sarananya berjalan baik," katanya.
Selain itu, terkait penjualan tiket kereta api selama masa Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, ia menyatakan bahwa sudah ada 3.172.000 tiket terjual.
"Untuk progres sampai dengan saat ini secara nasional ada 3.572.000 tiket dan terjual 88 persen," ucap dia.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melaksanakan tahapan uji coba perdana penggunaan bahan bakar biodisel B40 untuk angkutan kereta api di Stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta, Senin (22/7).
Uji coba diterapkan terhadap Kereta Api Bogowonto relasi Stasiun Lempuyangan, Kota Yogyakarta-Pasar Senen, Jakarta Pusat.