Kader Partai Golkar Tuntut Pengusutan Dugaan Ijazah Palsu
Kamis, 19 April 2012 18:04 WIB
Blitar - Puluhan kader dan simpatisan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis, mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten setempat.
Mereka datang ke kantor tersebut menuntut pengusutan dugaan penggunaan ijazah palsu yang digunakan oleh Nursalim, salah seorang anggota dewan untuk maju menjadi dewan.
"Kami menilai ijazah itu hanya akal-akalan saja demi bisa menduduki kursi dewan. Kami minta ketua dewan turun tangan terkait masalah ini dan mengusutnya," kata koordinator aksi, Ardi Febriono di Blitar.
Pihaknya juga mengungkapkan, telah meminta klarifikasi ke Dinas Pendidikan Kota Batu terkit dengan ijazah paket C milik Nursalim. Nyatanya, dinas terkait mengaku tidak pernah mengeluarkan ijazah atas nama Nursalim.
"Kami sudah klarifikasi ke dinas terkait dan mereka mengatakan jika ijazah Nursalim tidak terdata di Dinas Pendidikan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Blitar, Karyono mengaku akan mengusut tuntas dalam kasus tersebut. Jika ditemukan benar bersalah, pihaknya juga akan tegas memecat yang bersangkutan.
"Kami akan usut masalah ini. Jika terbukti bersalah, kami tidak segan memecatnya," kata Karyono tegas.
Laporan dugaan penggunaan ijazah palsu itu berawal dari berbagai laporan yang masuk ke partai. Nursalim yang merupakan wakil di daerah pemilihan I Kabupaten Blitar, itu masuk menjadi anggota dewan bertepatan dengan pergantian antarwaktu (PAW) dari almarhum M Sihid pada 2011.
Sejumlah kader sebenarnya mempertanyakan pengangkatan Nursalim menjadi anggota dewan. Sesuai dengan aturan, harusnya kader dengan suara terbanyak yang bisa menggantikan posisi dewan yang sudah meninggal dunia tersebut.
Saat itu, perolehan suara diperoleh oleh Wijiono dan Nursalim mendapatkan posisi dengan suara terbanyak nomor dua. Nyatanya, Nursalim justru langsung ditunjuk menggantikan dewan yang meninggal tersebut.
Setelah dijanjikan demikian, massa akhirnya mau membubarkan diri. Aksi mereka juga dikawal petugas dari Polres Blitar sampai mereka meninggalkan kantor dewan.