Surabaya (ANTARA) - Calon Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa memberikan pembekalan kepada seluruh pimpinan tinggi madya dan pratama di jajaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di Jakarta.
Dalam keterangan diterima di Surabaya, Kamis, Khofifah mengajak Kementerian PPPA banyak menjalin kerja sama dengan seluruh pihak dalam rangka meluaskan jangkauan layanan dan mengatasi permasalahan terkait perempuan dan anak yang ada di Indonesia.
Khofifah menceritakan pertemuannya dengan anak dan lansia di lokasi pengungsian bencana banjir di Jombang, di sana ditemukan kebutuhan perlindungan bagi anak dan lansia yang juga terjadi di berbagai tempat pengungsian ketika terjadi bencana alam.
Hal yang tidak mudah disentuh langsung oleh layanan Kementerian PPPA tanpa kerja sama dan jejaring yang luas mengingat KPPA tidak memiliki struktur yang linier sampai kabupaten/kota.
"Bagaimana kebersambungan Kementerian PPPA dengan lansia dan anak anak di pengungsian dapat direspon secara cepat. Sementara secara struktural tidak fungsi yang linier bersambung. Di sinilah pentingnya meluaskan jaringan dengan memaksimalkan kerja sama dengan berbagai lembaga sebagai payung hukum kerja sama yang lebih luas. Kita tentu tidak ingin ada bencana. Tapi Indonesia ini masuk dalam kawasan ring of fire,” ujar Khofifah.
“Nah, kesinambungan Kementerian PPPA dengan pengungsian ini membutuhkan jalinan MoU dengan sangat banyak institusi akan sangat membantu. Sehingga ketika ada hal-hal yang butuh dikoordinasikan dengan cepat, bisa dilaksanakan,” ujar Khofifah.
Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini juga membuka peluang sinergi dan kolaborasi Kementerian PPPA dengan program-program layanan pemberdayaan perempuan dan anak yang dilaksanakan di Jawa Timur dan peluang dengan provinsi lain.
“Di Jatim ada program Jatim Puspa. Program ini memberikan bantuan usaha untuk perempuan dengan besaran Rp 2,5 juta per penerima dan hanya untuk perempuan. Ini ada anggarannya ada programnya. Sangat memungkinkan untuk disinergikan supaya nanti mana peta dari KPPPA yang bisa berseiring dengan Jatim Puspa,” tegas Khofifah.
Tidak hanya itu, Khofifah juga menyampaikan sukses program PKH Plus yang berhasil menjadi instrumen signifikan dalam menurunkan kemiskinan ekstrem di Jawa Timur. Program ini dimulai saat Khofifah menjabat sebagai Gubernur Jatim periode pertama.
Saat itu kemiskinan ekstrem di Jatim berada di angka 4,4 persen. Yang kemudian menurun signifikan menjadi 0,66 persen per Maret 2024.