Studi: Ibu Bertubuh Gemuk Berkaitan dengan Autisme Anak
Selasa, 10 April 2012 11:49 WIB
Washington (ANTARA/Reuters) - Anak yang dilahirkan oleh ibu bertubuh sangat gemuk lebih mungkin didiagnosis menderita autisme atau penundaan perkembangan lain dibandingkan dengan anak dari ibu yang memiliki tubuh lebih ramping, demikian hasil satu studi di AS.
Penelitian itu, yang hasilnya disiarkan di Pediatrics, mencari dampak perkembangan daya kognitif dari bermacam "kondisi metabolis" pada ibu, termasuk tekanan darah tinggi atau diabetes. Hubungan paling kuat didapati antara kegemukan dan gangguan yang berkaitan dengan autisme.
Meskipun studi tersebut tak bisa membuktikan satu kondisi mengakibatkan kondisi lain, para penulisnya mengingatkan sekalipun kemungkinannya mengkhawatirkan mengingat peningkatan angka kegemukan di AS.
"Jika ada yang bisa anda lakukan untuk membuat diri anda lebih sehat, ini adalah alasan lain untuk dipertimbangkan oleh para ibu," kata Paula Krakowiak, peneliti di University of California, Davis, yang memimpin studi itu.
Studi tersebut dikeluarkan oleh US Centers for Disease Control and Prevention, yang memperkirakan satu dari setiap 88 anak di AS memiliki gangguan spektrum autisme.
Jumlah itu merupakan sebanyak 25 persen peningkatan dari laporan terakhir lembaga tersebut pada 2006.
Krakowiak dan rekannya meneliti 1.004 anak yang berusia antara dua dan lima tahun, yang dilahirkan di California dan sudah ikut dalam satu studi yang diselenggarakan di UC Davis.
Di antara anak-anak itu, 517 memiliki gangguan spektrum autisme dan 172 mengalami penundaan perkembangan, demikian laporan Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa pagi. Untuk studi Krakowiak, diagnosis anak-anak tersebut dikonfirmasi oleh penilaian-ulang di UC Davis MIND Institute.
Versi autisme yang lebih ringan, seperti gejala Asperger, membentuk satu "spektrum" gangguan yang berkaitan dengan autisme. Selain itu, gangguan pada setiap satu daerah kemampuan kognitif yang berkaitan dengan autisme dipandang sebagai penundaan perkembangan.
Di antara anak yang menderita autisme di dalam studi itu, 48 dilahirkan oleh ibu dengan diabetes saat hamil Tipe 2, 111 dari ibu yang kegemukan dan 148 dari ibu dengan jenis kondisi metabolis apa saja, seperti tekanan darah tinggi.
Pada anak yang mengalami penundaan perkembangan, 20 anak dilahirkan dari ibu yang menderita diabetes kehamilan Tipe 2, 41 dari ibu yang bertubuh sangat gemuk dan 60 dari ibu dengan kondisi metabolis.
Secara keseluruhan, kondisi antara diabetes pada seorang ibu dan anaknya yang didiagnosis menderita autisme tidak mencolok, tapi para peneliti menemukan hubungan antara seorang ibu yang kegemukan atau memiliki kondisi metabolis lain dan autisme pada anaknya.