Probolinggo (ANTARA) - Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, akan merayakan ulang tahun ke-76 pada 26 Januari 2025.
Salah satu ponpes besar di Indonesia ini memiliki rekam jejak yang sangat membanggakan dalam dunia pendidikan dan peranannya dalam membentuk insan-insan berkarakter bangsa.
Di usia yang sudah cukup matang, PPNJ tetap konsisten dalam menjalankan visi misi yang telah diwariskan oleh pendirinya (alm.) KH Zaini Mun'im. Meskipun telah menghadapi berbagai tantangan zaman, PPNJ tetap relevan sebagai lembaga pendidikan yang mengintegrasikan tradisi pesantren dengan tuntutan kebutuhan zaman.
Transformasi pesantren
Salah satu aspek yang menjadikan PPNJ sebagai lembaga yang unik dan berharga adalah kemampuannya untuk terus berkembang, sesuai dengan dinamika zaman. Pesantren, yang pada awalnya identik dengan pendidikan agama yang sangat kental dengan tradisi, kini semakin mampu menghadapi arus globalisasi dengan menawarkan pendidikan yang modern, tanpa kehilangan akar pada nilai-nilai Islam tradisional yang menjadi dasar pendidikan di pesantren.
PPNJ, yang didirikan dengan semangat untuk membangun bangsa melalui jalur pendidikan, telah berhasil memadukan dua hal yang kadang terlihat kontradiktif, yakni menjaga tradisi keilmuan Islam Ahlussunnah wal Jamaah, sekaligus membekali santri dengan keterampilan serta wawasan global.
Perkawinan antara tradisional dengan modern itu tercermin dalam penerapan kurikulum yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memberikan bekal pengetahuan umum, keterampilan praktis, dan kewirausahaan.
Dalam konteks ini, PPNJ berhasil menjadi contoh bagaimana pesantren dapat menjadi kekuatan besar dalam membangun generasi yang siap menghadapi tantangan abad 21.
Menjaga Pancasila dan NKRI
Pesantren, secara umum juga memiliki peran strategis dalam menjaga kebhinnekaan dan keutuhan NKRI. PPNJ, sejak awal didirikan sudah menunjukkan komitmennya dalam menjaga prinsip-prinsip nasionalisme yang kuat. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dan cinta Tanah Air kepada para santrinya, PPNJ bukan hanya mencetak generasi yang religius, tetapi juga cinta akan bangsa dan negara.
Di tengah gejolak sosial-politik yang kerap mengancam persatuan bangsa, pesantren, seperti PPNJ, telah menunjukkan perannya menjadi benteng yang kokoh. Pendidikan di pesantren tidak hanya fokus pada pemahaman agama, tetapi juga pada pembentukan karakter kepada para santri agar mengambil peran untuk menjaga tanah airnya, menghargai keragaman, dan memelihara keharmonisan dalam masyarakat.
Melalui pengajaran yang berbasis pada nilai-nilai Islam rahmatan lil-‘alamin, pesantren turut mendidik generasi yang memiliki kesadaran tinggi tentang pentingnya keberagaman dan persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kontribusi alumni
Salah satu indikator keberhasilan PPNJ adalah banyaknya alumni yang mampu mengisi berbagai ruang-ruang pengabdian di berbagai level di masyarakat. Mereka banyak berkiprah, mulai dari dunia pendidikan, pemerintahan, hingga sektor ekonomi dan sosial. Mereka tidak sekadar menjadi kader umat yang berilmu, tetapi juga menjadi pemimpin, pengusaha, aktivis, dan tokoh yang berdampak positif bagi kemajuan bangsa.
Fakta ini menunjukkan bahwa PPNJ memiliki pendekatan pendidikan yang tidak hanya menghasilkan santri yang mendalam ilmunya, tetapi juga mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Santri-santri PPNJ terbukti mampu memanfaatkan bekal pendidikan yang mereka miliki untuk berperan aktif dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat dan pembangunan bangsanya.
Jembatan antargenerasi
Salah satu kelebihan PPNJ adalah sifatnya yang terbuka. Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki visi untuk mencetak generasi yang siap beradaptasi dengan zaman, PPNJ telah mencatat prestasi dalam bentuk jalinan kerja sama dengan berbagai lembaga, baik lokal maupun internasional, khususnya lewat Universitas Nurul Jadid (Unuja). Unuja adalah salah satu lembaga pendidikan yang disediakan di PPNJ. Fakta ini menjadikan PPNJ sebagai model pesantren yang mampu berinovasi, tanpa melupakan akar tradisinya.
Keberanian PPNJ untuk terbuka terhadap kolaborasi dan perkembangan teknologi juga menunjukkan bahwa pesantren dapat menjadi lembaga yang modern dan relevan di era digital ini. Bahkan , pesanan ini telah menjadi jembatan penghubung antargenerasi.
Sebagai contoh, penerapan teknologi dalam proses belajar mengajar, pengembangan program kewirausahaan, serta kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan dan organisasi sosial menunjukkan bahwa pesantren bukanlah lembaga yang terisolasi, melainkan aktif berperan dalam pembangunan masyarakat yang lebih luas.
Perjalanan PPNJ yang akan mencapai usia 76 tahun merupakan bukti dari keteguhan prinsip dan komitmen dalam menjaga tradisi, sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman. PPNJ tidak hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga berperan aktif dalam mencetak santri yang berkarakter, berilmu, dan siap berperan dalam pembangunan bangsa.
Dalam konteks ini, PPNJ memberikan contoh yang nyata bahwa pesantren bisa menjadi lembaga yang tidak hanya mencetak generasi religius, tetapi juga generasi yang mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman, berkontribusi dalam pembangunan bangsa, dan menjaga persatuan serta keutuhan NKRI.
Kontribusi itu tidak hanya untuk kemaslahatan umat di negara kita, melainkan hingga melampaui batas negeri. Banyak alumni PPNJ yang berasal dari Thailand, Malaysia, dan Singapura, yang kini telah kembali ke negaranya masing-masing dan berkiprah mengamalkan ilmu untuk kemajuan bangsanya. Para alumni itu telah menjadi semacam duta PPNJ bagi negaranya masing-masing.
Dalam konteks ini, PPNJ yang kini dipimpin oleh duet KH Zuhri Zaini (pengasuh) dengan KH Abdul Hamid Wahid (kepala) ini juga telah menjadi jembatan persahabatan untuk menjaga kebersamaan dan persaudaraan antarbangsa.
Kiprah ini belum termasuk beberapa alumni PPNJ asal Indonesia yang kini menempuh pendidikan tinggi, bahkan hingga program pascasarjana serta berkarier di luar negeri, seperti di AS, China, Tunisia, Mesir, Malaysia, dan lainnya.
Ke depan, PPNJ akan terus berperan sebagai garda terdepan dalam menciptakan generasi emas Indonesia yang siap menyongsong masa depan dengan penuh semangat, ilmu, dan akhlak yang mulia.
*) Ponirin Mika adalah Kasubbag Humas dan Infokom Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) Paiton Probolinggo