Anggota DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko menyebutkan program makan bergizi gratis (MBG) mampu meningkatkan prestasi belajar siswa karena telah dilakukan uji coba di SDN Kedurus I Surabaya.
"Dari penelitian melalui pretest dan middle test, didapatkan indeks belajar siswa di sana naik 8 poin. Kami yakin prestasi anak akan semakin terlihat pada hasil post test berikutnya," katanya di Surabaya, Jumat.
Ia mengatakan, middle test itu dilakukan pada 14 November 2024 lalu atau hari ke 10 pemberian MBG kepada 258 siswa kelas 4, 5 dan 6.
"Pemberian MBG sudah dimulai sejak 5 November. Penelitian indeks belajar siswa itu didampingi langsung oleh psikolog dari Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya," katanya.
Yona mengatakan, dari hasil middle test itu, didapatkan kenaikan prestasi siswa yang signifikan dibanding saat pre test atau sebelum ada MBG dimana dari semua jenjang menunjukkan tren peningkatan yang positif.
"Dari pre test ke middle test, secara average indeks belajar siswa mengalami kenaikan rerata 8 poin untuk kelas 4, 5, 6. Nilai rerata saat pre test 65 menjadi 73 saat middle test dan setelah MBG berjalan dua minggu," kata Ketua Komisi A DPRD Surabaya itu.
Menurutnya jika ditelisik lebih detail, bahkan beberapa siswa ada yang mengalami lonjakan signifikan poinnya. Saat pre test nilainya hanya 60, namun setelah middle test menjadi 85. Contoh lain ada yang sebelumnya 45 menjadi 85.
"Kesimpulan sementara bahwa makan bergizi dengan nutrisi cukup untuk sarapan siswa sekolah setiap hari ternyata memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa," ujarnya.
MBG yang diberikan memang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Dari aspek kebutuhan kalori misalnya, Yona melibatkan ahli gizi untuk memberikan porsi yang cukup, 900-1.050 kilo kalori saja. Separuh dari total kebutuhan harian anak. Dengan porsi ini, anak memiliki energi untuk proses pembelajaran di kelas, lebih fokus belajar.
Setelah hasil post test keluar, maka akan dilakukan penelitian ke setiap siswa. Jika ada yang indeks belajarnya turun, maka akan dilakukan pendekatan. Menelisik faktor apa yang membuat poinnya turun, sehingga permasalahan anak bisa diselesaikan dengan tepat.
"Setidaknya tujuan trial and error MBG yang kami lakukan ini tercapai. Yaitu memastikan sejauh mana dampak yg ditimbulkan dari program MBG ini kepada siswa," ujarnya.
Program inisiasi yang dibiayai secara mandiri oleh Yona Bagus ini memang bertujuan sebagai salah satu persiapan untuk menjalankan MBG secara nasional tahun depan,khususnya untuk kota Surabaya, Yona ingin ada gambaran jelas bagaimana program ini diterapkan kepada siswa dalam interval waktu cukup panjang.
"Dengan cara ini kami yang juga legislator memiliki pegangan ketika menjalankan fungsi pengawasan. Bagaimana sistem distribusi, menu bergizi bagi anak dengan budget Rp 15 ribu di luar susu, kebiasaan anak dan lainnya," kata Yona.
Tidak kalah penting adalah keterlibatan UMKM. Agar legislatif juga bisa mengawal bagaimana seharusnya treatment diberikan untuk mereka. Banyak hal yang bisa dipelajari dari program uji coba ini.
"Karena pesan Pak Prabowo adalah MBG tidak menggusur UMKM. Tetapi merangkul UMKM," katanya.