Massa Blokade SPBU Shell di Surabaya
Jumat, 30 Maret 2012 19:02 WIB
Surabaya - Massa dari berbagai elemen mahasiswa dan kelompok masyarakat melakukan blokade stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Shell di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jumat, untuk menolak rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Koresponden ANTARA di Surabaya melaporkan massa yang berjumlah ratusan orang itu menganggap adanya SPBU asing itu berpengaruh terhadap kondisi bahan bakar di Indonesia.
"Kami tidak ingin ada SPBU asing di Indonesia. Kami tidak ingin BBM naik," teriak salah satu orator yang diikuti teriakan dukungan dari massa.
Mahasiswa memblokade SPBU Shell dengan membentangkan bendera merah putih sepanjang kira-kira 50 meter di pintu masuk dan keluar SPBU itu, sehingga aktivitas SPBU itu lumpuh total.
Tidak hanya itu saja, aksi ini membuat polisi menutup total Jalan Ahmad Yani yang menuju ke arah dalam kota, sehingga terjadi kemacetan dimana-mana akibat bersamaan jam pulang kantor.
Beberapa elemen pengunjuk rasa antara lain dari KSN Jatim, Lamri Surabaya, IKOHI Jatim, PRP KPPD, Kontras, SSBK dan beberapa kelompok masyarakat lainnya.
Selama berunjuk rasa, massa tertib dan tidak berbuat yang mengarah kepada tindak kekerasan. Mereka berorasi, bernyanyi dan meneriakkan yel-yel antikenaikan BBM.
Hanya saja, ada juga yang membawa sayur dan buah busuk ketika berunjuk rasa, kemudian melemparkannya ke SPBU, bahkan ada juga yang mencoret tulisan dan logo di papan SPBU dengan cat semprot hitam.
Hina Polisi
Selain itu, massa dari elemen mahasiswa lainnya juga menggelar aksi serupa di depan Mapolda Jatim, yang lokasinya sekitar satu kilometer dari SPBU Shell. Polisi pun terpaksa menutup jalan lebih panjang.
Massa dari kalangan mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya pun menggelar aksi di depan kampus dengan membakar ban, namun aksi berlangsung tertib hingga bubar.
Kondisi arus lalu lintas pun tersendat. Pengendara dari Sidoarjo mengarah ke dalam kota Surabaya dialihkan ke Jalan Kebonsari. Sebagian juga ada yang dialihkan ke Jalan Jemursari serta Jalan Margorejo.
Sementara itu, aksi berbeda dilakukan elemen massa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Miskin. Mereka menggelar aksi diam di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo Surabaya.
"Kami tidak mau orasi dan teriak-teriak. Kami hanya ingin mengetuk hati nurani pejabat supaya tidak membuat rakyat kecil semakin sengsara," kata salah satu peserta aksi, Isa.
Aksi ini dilakukan tepat di bawah patung Gubernur Suryo Taman Apsari dengan menggunakan tenda milik Pemprov Jatim yang terpasang. Mereka juga membagikan selebaran kepada pengguna jalan dan pengendara.
Lain halnya dengan aksi mahasiswa di Gedung DPRD Jatim Jalan Indrapura, Surabaya. Aksi ratusan mahasiswa dari 11 elemen yang dipantau langsung Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Tri Maryanto itu sempat berlangsung ricuh.
Kericuhan unjuk rasa yang dilakukan aktivis GMNI, HMI, PMII, LMND, dan sebagainya itu dipicu lagu yang dinyanyikan mahasiswa di akhir aksi yang berisi penghinaan terhadap polisi, sehingga Kapolrestabes Surabaya mengimbau untuk bersikap santun dan Kapolda Jatim pun meminta massa membubarkan diri. (*)