Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KPPMI) menggagalkan pengiriman tiga pekerja migran ilegal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Jumat.
Menurut keterangan tertulis KPPMI di Jakarta, Sabtu, ketiga korban yang semuanya perempuan itu, berasal dari Sulawesi Utara dan Gorontalo, akan berangkat ke Phnom Penh, Kamboja, dan akan dipekerjakan sebagai "scammer".
Menteri PPMI Abdul Kadir Karding mengatakan bahwa kasus tersebut akan ditindaklanjuti dengan mencari pelaku yang terlibat dalam pengiriman pekerja migran ilegal tersebut.
“Yang kita cari adalah pemain di belakang. Jangan cuma lihat sedikit atau banyak yang berhasil digagalkan kepergiannya. Tapi dari sini kita akan kembangkan semuanya,” kata Karding.
KPPMI menyebutkan bahwa upaya menggagalkan pengiriman calon pekerja migran tersebut dilakukan berdasarkan laporan masyarakat.
Sejumlah barang bukti berupa tiga KTP korban, tiga paspor dan tiket penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur, Kuala Lumpur-Phnom Penh diamankan oleh petugas KPPMI.
Salah satu korban mengaku bahwa mereka selalu berpindah-pindah lokasi dan dibawa oleh calo dan jaringannya sebelum mereka sampai ke Jakarta.
Masing-masing korban membuat paspor sendiri-sendiri dan uang mereka diganti oleh calo, sedangkan untuk proses keberangkatan dari daerah masing-masing diarahkan melalui ponsel.
Selain itu, KPPMI menyebutkan bahwa pihaknya dibantu Polda Bali juga menggagalkan upaya penempatan lima pekerja migran ilegal asal NTT ke Malaysia di Denpasar serta berhasil menangkap pelaku.