Pamekasan - Jurnalis Pamekasan, Madura, mengecam tindakan pemukulan yang dilakukan oknum polisi terhadap wartawan saat meliput unjuk rasa menentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di Jakarta, Selasa (27/3). Ketua Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) Fauzi Achmad dalam keterangan persnya di Pamekasan, Rabu (28/3) pagi menyatakan, pihaknya sangat menyayangkan adanya aksi kekerasan yang dilakukan oknum polisi terhadap wartawan. "Kami sangat prihatin atas tindakan yang dilakukan polisi yang melakukan pemukulan terhadap wartawan," kata dia. Sebab, dalam menjalankan tugas wartawan dilindungi oleh undang-undang. Disamping itu, sambung dia, tidak seharusnya aparat penegak hukum memberikan contoh yang tidak baik terhadap masyarakat dengan melakukan kekerasan. "Tindakan pemukulan terhadap kawan-kawan kami yang sedang bertugas melakukan peliputan jelas merupakan bentuk orogansi petugas," kata Fauzi. Oleh karenanya, kalangan jurnalis di Pamekasan mendesak agar institusi Polri segera meminta maaf secara terbuka, karena tindakan pemukulan merupakan bentuk premanisme. "Jika tidak, maka itu sama halnya polisi membuka bibit-bibit permusuhan dengan kalangan jurnalis," katanya. Sedikitnya sepuluh oknum polisi memukuli wartawan koran Lampu Hijau, Rizky Sulistio, saat unjuk rasa antara mahasiswa dan polisi diwarnai kerrusuhan di kawasan Pejambon, Jakarta, Selasa (27/3) sore. Rizky mengaku saat kejadian dia menggunakan helm dan memukul kepala serta punggungnya dengan kayu. "Polisi itu minta kartu memori dan menyuruh hapus foto serta mengelilingi," kata Rizky. Namun, Rizky sempat menyelamatkan kartu memori kameranya meskipun saat dipukuli meronta-ronta untuk menyelamatkan diri. Selain Rizky, dua kamerawan televisi juga jadi kebrutalan oknum aparat yakni Riris dari Global TV dan Adi Hartanto dari TV One. Menurut pengakuan Adi saat itu sekitar sepuluh polisi menggunakan tameng meminta kartu memori. "Akhirnya kartu memori diambil sambil memukul kamera saya dan menyudutkan," kata Adi. Kejadian saat polisi mulai memukul mundur mahasiswa dengan cara menembakan gas air mata. (*)
Jurnalis Pamekasan Kecam Tindakan Pemukulan Wartawan
Rabu, 28 Maret 2012 9:25 WIB