Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Ratusan siswa SMP unjuk keterampilan membatik dengan teknik ciprat (batik ciprat) yang dilakukan secara massal di sekitar Taman Alun-alun Kota Tulungagung, Jawa Timur, Jumat.
Acara digelar sebagai bagian dari peringatan Hari Jadi ke-819 Kabupaten Tulungagung.
“Kegiatan ini menunjukkan komitmen luar biasa dari SMPN 1 Kedungwaru dalam menjaga dan memperkenalkan budaya batik, khususnya batik ciprat sebagai identitas lokal. Semoga karya ini semakin dikenal luas," kata Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno di Tulungagung, Jumat.
Teknik batik ciprat, yang mengandalkan cipratan pewarna untuk menciptakan pola abstrak, menjadi daya tarik utama.
Saat pidato sambutan, Heru mengapresiasi inisiatif tersebut sebagai upaya pelestarian warisan budaya.
Menurut Heru, setiap kain batik ciprat mencerminkan kreativitas pembuatnya.
Pola yang unik dan warna-warna cerah mencirikan hasil karya para siswa, yang memanfaatkan teknik sederhana seperti menggunakan busa atau alat cipratan pewarna.
Kepala SMPN 1 Kedungwaru, Sri Wahyuni, menuturkan bahwa batik ciprat hasil karya siswa akan dijadikan seragam khas untuk kelas VII.
Selain itu, batik tersebut akan dipajang dan dijual di koperasi sekolah agar semakin dikenal.
"Seragam khas kelas VII menggunakan batik ciprat buatan siswa sendiri. Ini menjadi identitas sekaligus bukti nyata kecintaan kami terhadap budaya lokal," kata Sri Wahyuni.
Salah satu siswa, Kinza, mengaku senang dapat terlibat dalam kegiatan tersebut. Meski sempat kesulitan, ia merasa bangga dengan hasil karyanya.
"Awalnya sulit, tapi lama-lama jadi seru. Saya menggunakan banyak warna cerah, hasilnya cukup bagus," ungkapnya.
Kegiatan ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap warisan budaya lokal di kalangan generasi muda.