Petani Belum Membutuhkan Air Waduk Pacal Bojonegoro
Selasa, 27 Maret 2012 7:35 WIB
Bojonegoro - Para petani di Bojonegoro, Jawa Timur, belum membutuhkan air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, karena tanaman padi di kawasan irigasi setempat tercukupi dari air hujan.
"Air Waduk Pacal belum dikeluarkan sama sekali selama musim hujan ini, kebutuhan air irigasi tanaman padi di kawasan irigasi waduk itu tercukupi dari air hujan," kata Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) Dinas Pengairan Bojonegoro Hefdi Taufik, Selasa.
Menurut Hefdi, yang di didampingi Kasi Pengelolaan Pemanfaatan Sumber Air, Rudianto, para petani di sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo, sempat mengajukan permohonan permintaan air Waduk Pacal, untuk mengairi areal tanaman padi seluas 1.500 hektare, pekan lalu.
Namun, kata dia, permintaan air dengan debit 1.500 liter per detik itu, batal, sebab di wilayah setempat turun hujan yang bisa mencukupi kebutuhan areal tanaman padi petani yang berusia berkisar 10-25 hari."Kalau sekarang kondisi air waduk Pacal penuh, bahkan melimpas melalui saluran pelimpas," kata Rudianto, ,menambahkan.
Ia menyebutkan, per tanggal 26 Maret 2012, posisi ketinggian air pada papan duga di Waduk Pacal, mencapai 115,10 meter dengan volume air 23 juta meter kubik lebih.
"Kemungkinan ada permintaan air Waduk Pacal, berkisar April-Mei, sebab hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan masih terjadi hingga awal April," katanya.
Menurut dia, prosedur pengeluaran air Waduk Pacal, persyaratannya harus ada pengajuan dari Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) di sepanjang daerah irigasinya. Permohonan tersebut, diajukan kepada Dinas Pengairan yang selanjutnya meneruskan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro.
Mengacu permohonan tersebut, kata dia, setelah dilakukan verifikasi menyangkut kebenaran luas areal lahan, baru ada pengeluaran air sesuai kebutuhan."Prosesnya tidak lama, begitu ada permohonan air dari HIPPA, seketika langsung diproses," kata Rudi, menegaskan.
Berdasarkan data di kantor Dinas Pengairan, Waduk Pacal, memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo. Waduk yang pada awal dibangun Belanda, pada 1933, mampu menampung air hujan 42 juta meter lebih kubik, akhirnya menurun hanya sekitar 23 juta meter kubik.
UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawawan Solo di Bojonegoro, memperkirakan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat.