Surabaya (ANTARA) - Universitas Airlangga Surabaya meluncurkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) dan menyerahkan secara simbolis hasil pengembangan vaksin tersebut pada PT Biotis Pharmaceutical Indonesia untuk diproduksi.
Rektor Unair Mohammad Nasih di Surabaya, Selasa, menjelaskan pihaknya sudah mulai mengembangkan penelitian terkait dengan PMK sejak isu penyakit tersebut muncul.
"Sudah sejak awal. Baru di tahun 2024 ini ada pihak dari PT Biotis yang menawarkan kerja sama untuk memproduksi vaksin PMK," kata dia.
“Kami ingin mendukung program pemerintah untuk penyediaan makanan bergizi gratis, yang mencakup bahan pangan hewani seperti daging dan susu sapi. Vaksin PMK sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan pangan agar program makan bergizi dapat berjalan dengan lancar dan berkelanjutan,” kata Nasih
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman menyampaikan apresiasi terhadap Unair atas kerja sama yang telah terjalin dalam pengembangan vaksin ini.
Sudirman yang juga alumnus Unair itu, mengaku bangga karena kampus tersebut aktif berkontribusi dalam riset kesehatan nasional.
“Sebagai alumnus saya merasa bangga. Vaksin ini merupakan hasil kerja keras para peneliti Unair yang dipimpin oleh Prof Fedik Abdul Rantam. Tugas saya hanyalah memastikan agar hasil penelitian Prof Fedik dan tim. Dengan dukungan rektor, dapat tersalurkan hingga menjadi manfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujar dia.
Ia menjelaskan bahwa pengembangan vaksin itu dapat menjadi program strategis untuk mendukung program pemerintah.
Dengan tersedianya vaksin PMK, ujarnya, akan membantu pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional, termasuk di sektor kesehatan hewan ternak.