Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyiapkan tujuh strategi untuk mendukung kesepakatan kerja sama antara Indonesia dan China dengan investasi senilai 10 miliar dolar AS, sehingga dapat berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Penandatanganan perjanjian investasi senilai lebih dari 10 miliar dolar AS ini mencerminkan kemitraan strategis antara Indonesia dan Tiongkok. Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin mendukung untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia 2021-2026 Arsjad Rasjid dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin telah menyusun White Paper arah kebijakan dan pembangunan ekonomi 2024-2029. Melalui White Paper itu, Kadin Indonesia mengusulkan tujuh langkah strategis mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.
Tujuh strategi itu antara lain pengembangan infrastruktur yang terintegrasi, mudah diakses, dan terjangkau; membangun ketahanan kesehatan dan transformasi pelayanan kesehatan; dan mewujudkan ketahanan energi.
Kemudian mengakselerasi pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM); memperkuat basis manufaktur melalui reindustrialisasi; membangun pusat pengembangan bisnis hijau terbesar di dunia; dan membangun ekosistem ketahanan pangan mandiri.
“Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin siap mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Kadin telah menyiapkan tujuh strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut,” ucap Arsjad.
Arsjad mengatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dan China sangat penting.
Menurutnya, kerja sama investasi itu bisa mendorong pembangunan infrastruktur dan energi hijau serta mewujudkan target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Sejumlah perusahaan Indonesia dan China melakukan penandatanganan kerja sama investasi bernilai 10 miliar dolar AS dalam ajang Indonesia-China Business Forum 2024 di Beijing.
Penandatanganan MoU yang disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping, itu meliputi manufaktur canggih, energi terbarukan, kesehatan, hilirisasi, ketahanan pangan, dan keuangan.
Menurut Arsjad target pertumbuhan ekonomi yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto sangat penting untuk menyongsong masa keemasan Indonesia pada 2045.
Oleh karena itu, kata Arsjad Rasjid, Kadin mendukung upaya mempererat hubungan dengan China untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jadi saya sangat setuju dengan target pertumbuhan ekonomi pemerintah. Bagi Indonesia, Tiongkok sangat penting karena jika melihat perdagangan sebagai contoh, 25 persen perdagangan antara Indonesia dan negara lain, Tiongkok sekitar 25 persen dari itu, kan?," kata Arsjad .
China, lanjut Arsjad Rasjid, terlibat dalam banyak industri di Indonesia, mulai pemrosesan nikel untuk kendaraan listrik hingga proyek infrastruktur besar seperti kereta api cepat Jakarta-Bandung. Peran Tiongkok dalam transisi energi dan hilirisasi nikel menjadi baterai kendaraan sangat penting bagi Indonesia.
“Pertama, mengurangi emisi karbon kita, yang penting bagi Indonesia. Ke dua, ini mengurangi subsidi bahan bakar yang kita subsidi dari bahan bakar fosil. Ini akan membantu anggaran pemerintah, benar? Ke tiga, tentu saja, investasi untuk Indonesia,” lanjut Arsjad Rasjid.
Menurut Arsjad Rasjid, tujuan Presiden Prabowo mempererat kerja sama dengan Tiongkok adalah menciptakan kemakmuran rakyat.
Kerja sama ini bisa mendorong terwujudnya target pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan tersebut harus berkeadilan dan dirasakan semua orang.
“Maka dengan itu, ekonomi sosial, bukan hanya ekonomi, tetapi juga secara sosial, penting. Jadi saya pikir penyelarasannya adalah untuk menciptakan hubungan ekonomi sosial antara Indonesia dan Tiongkok," kata Arsjad.
Kadin siapkan strategi dukung kerja sama RI-China 10 miliar dolar AS
Selasa, 12 November 2024 15:26 WIB