Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), mencatat sebanyak 2.400 warga prasejahtera terdaftar dalam dalam data kemiskinan setempat dan dilibatkan dalam Program Padat Karya.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan program ini dirilis awal tahun 2024 dan dijalankan dengan melakukan intervensi kepada warga miskin yang masuk di database UGD Kemiskinan Pemkab Banyuwangi.
"Untuk di Dinas PU Pengairan sendiri sudah ada 2.400 orang yang telah merasakan manfaat program ini dan mereka terbagi dalam 80 lokus kerja di seluruh Banyuwangi. Sebagian besar dari mereka adalah buruh tani," ucapnya dalam keterangan di Banyuwangi, Minggu.
Mereka yang terlibat dalam Program Padat Karya, lanjut Guntur, merupakan warga prasejahtera yang masih produktif dan masuk di database UGD Kemiskinan Banyuwangi.
Selama ini mereka melakukan pekerjaan pemeliharaan saluran irigasi melalui kegiatan normalisasi yang tersebar di seluruh Banyuwangi dan pengerjaan dilakukan secara gotong royong.
Menurut Guntur, lewat instrumen tersebut tidak hanya program pembangunan yang berjalan, tapi juga berdampak terhadap terbukanya lapangan kerja bagi warga miskin.
"Program ini kami harap dapat meningkatkan perekonomian arus bawah, produktivitas pertanian, dan kesejahteraan petani di Banyuwangi," katanya.
Guntur menambahkan saat ini Banyuwangi terus menekan angka kemiskinan, kendati saat ini sudah rendah namun berbagai intervensi masih harus dilakukan agar rakyat Banyuwangi benar-benar sejahtera.
Tidak hanya lewat Program Padat Karya pengentasan kemiskinan, kata dia, pemkab juga menggelar program bantuan kepada pelaku usaha mikro, seperti bantuan alat usaha hingga bantuan permodalan.
"Kinerja pengentasan kemiskinan di Banyuwangi terus menunjukkan hasil yang positif, ini semua berkat gotong royong semua pihak. Berkat kepedulian bersama, kini angka kemiskinan di Banyuwangi turun menjadi 6,54 persen atau 0,8 persen dari tahun 2023 sebesar 7,34 persen," ujar Guntur.