Surabaya (ANTARA) - Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono berharap pemerintah memaksimalkan pengelolaan lahan pertanian yang sudah ada.
Hal ini terkait rencana pemerintah melakukan pencetakan 3 juta lahan sawah.
"Ada yang lebih prioritas dibandingkan melakukan pencetakan lahan tersebut," kata Bambang melalui keterangannya yang diterima di Surabaya, Kamis.
Ia memaparkan bahwa saat ini ada sekitar 70 juta hektar lahan tanam di Indonesia, baik untuk tanaman sawit maupun tanaman lainnya.
Dari total lahan tanam tersebut, 10,2 juta hektar berupa lahan sawah untuk menanam padi. Normalnya, dalam satu hektar sawah bisa menghasilkan 8 ton gabah setiap kali panen.
"Artinya dengan 10,2 juta hektar sawah akan bisa menghasilkan 81,4 juta ton gabah atau setara dengan 56 juta ton beras," kata anggota DPR RI terpilih ini.
Dengan 56 juta ton beras ini, lanjutnya, seharusnya bisa mencukupi kebutuhan beras nasional yang pada tahun 2023 tercatat 35,3 juta ton.
Seharusnya lanjut Bambang Haryo, produk beras sekali panen di Indonesia sudah bisa memenuhi kebutuhan beras nasional dan masih memiliki sisa atau cadangan beras sebesar 20,7 juta ton.
"Itu baru satu kali panen. Di Indonesia sendiri, seharusnya bisa dua atau tiga kali panen, dan bahkan di beberapa Negara Asean seperti Thailand, bisa 4 kali panen," tuturnya.
Ia merinci, apabila petani 2 kali panen secara normal, artinya bisa menghasilkan produk 112 juta ton beras per tahun.
Jika berpatokan pada kebutuhan nasional yang 35,3 juta ton, kata Bambang, maka masih ada cadangan beras 76,7 juta ton yang bisa disimpan dengan baik menjadi cadangan lumbung pangan ke depan.