Badung (ANTARA) - Airbus membawa pesawat militer jenis A400M sesuai yang dipesan Indonesia, untuk dipamerkan contohnya dalam Bali International Airshow (BIAS) 2024.
Ed Horne, selaku penasihat militer senior-mobilitas udara dan bidang pemasaran produk Airbus mengatakan sengaja membawa pesawat ini ketika diundang ke BIAS, sebab Indonesia sendiri memesan dua unit yang sama.
“Indonesia memesan dua dan yang pertama akan dikirim 2025, kami sebagai pembuat membawa ini ke Bali International Airshow, undangan diterima oleh Angkatan Udara Jerman dari Kemenko Marves,” kata Ed Horne, di Kabupaten Badung, Kamis.
Kepada media, ia menjelaskan pesawat militer yang dipesan TNI AU ini berkekuatan tinggi dan selama ini sudah digunakan juga oleh Inggris, Prancis, Belgia, dan negara besar lainnya.
“Mesinnya punya 11 ribu tenaga kuda, karena mesinnya kuat bisa bawa muatan sampai 30 ribu ton, sementara pesawat lain dengan panjang sama hanya mampu 20 ribu ton,” ujar Horne.
Secara spesifik, ia menyebut Airbus A400M memiliki 12 roda yang dapat membuat pesawat ini mendarat di landasan selain aspal, pesawat ini juga mampu mengisi bahan bakar untuk pesawat lain selama di udara.
“Pesawat ini bisa mendarat di landasan pasir, kerikil atau rumput, pesawat ini juga memiliki kemampuan terbang lebih lambat, karena bisa terbang lebih lambat jadi helikopter bisa mengejar dan bisa diisi bensinnya oleh pesawat ini,” ujarnya pula.
Karena pesawat Jerman ini dapat terbang hingga 470 mil laut dan memiliki penampungan besar, Horne menyebut umumnya digunakan untuk pengangkutan muatan yang jauh dan sulit.
“Jadi TNI AU memiliki kemampuan untuk membawa kargo yang sangat besar dan berat dari ujung nusantara ke ujung yang lain, misalnya untuk keperluan mitigasi bencana,” kata dia lagi.
Mantan pilot angkatan udara itu belum tahu penggunaan pesawat militer ini ketika sampai di Indonesia nanti, namun umumnya untuk mitigasi bencana, transportasi muatan tertentu, atau membawa pasukan dengan kapasitas pesawat sekitar 116 orang.
“Jadi misalnya barang atau kendaraan yang besar dan berat itu bisa masuk ke dalam, ekskavator bisa langsung masuk, kendaraan militer yang berlapis baja juga bisa masuk ke pesawat ini,” ujarnya.
Di Bali International Airshow, Airbus tidak hanya memamerkan pesawat militernya, namun juga berbagi cerita soal pesawat komersial yang sudah sebanyak 480 unit di Indonesia, dan 490 unit sedang dipesan.
Airbus President Asia Pacific Anand Stanley mengatakan saat ini mereka menawarkan A220, pesawat komersial kecil lorong tunggal yang memiliki jangkauan jauh untuk memotong potensi transit untuk perjalanan panjang dalam negeri.
Ia mencontohkan perjalanan udara dari Banda Aceh ke Merauke yang memerlukan waktu 13 jam 35 menit dengan dua kali transit, sementara A220 dapat memberikan penerbangan langsung tanpa henti.
“A220, dengan seluruh kemampuannya itu, juga memiliki tingkat konsumsi bahan bakar dan emisi karbon yang secara signifikan lebih rendah, sehingga berkontribusi pada ambisi keberlanjutan Indonesia tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Hingga saat ini untuk pesawat komersial, minat Indonesia paling terfokus masih pada A330 Neo yang dijalankan Garuda Indonesia dan Lion Group.
“Keekonomisan pengoperasian A330 Neo yang bertenaga mesin generasi terbaru dan menggabungkan berbagai teknologi baru serta peningkatan aerodinamika, menjadikannya pilihan yang tepat bagi maskapai yang sedang melebarkan sayap dan terus berkembang,” kata Stanley.