Petani Madiun Panen Dini Akibat Serangan Hama
Selasa, 7 Februari 2012 15:11 WIB
Madiun - Sejumlah petani di Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terpaksa melakukan panen dini akibat tanaman padi mereka terserang hama yang lazim disebut hama "potong leher".
Salah satu petani desa setempat, Supadi, Selasa, mengatakan, panen dini ini dilakukan guna menekan kerugian petani yang lebih besar lagi.
"Kalau tidak dipanen sekarang, tanaman padi kami semakin banyak yang mati. Hal ini semakin membuat kami merugi karena serangan hama potong leher tersebut," ujar dia kepada wartawan disela-sela panen.
Rata-rata usia padi yang dipanen baru berumur 70 hari hingga 80 hari. Padahal, normalnya padi dipanen saat berumur 90 hari hingga 110 hari.
Luasan lahan padi yang terserang hama potong leher juga semakin banyak. Jika sebelumnya hanya belasan hektare, kini sudah mencapai puluhan hektare.
"Tanaman padi yang terserang secara umum tidak ada bedanya dengan tanaman yang masih sehat. Namun setelah dilihat lebih rinci, tangkai padi yang terserang tersebut telah membusuk dan bulir padi menjadi kosong," jelasnya.
Hal yang sama dikeluhan oleh petani desa setempat lainnya, Kadar. Serangan hama potong leher tersebut juga membuat produksi gabahnya menurun akibat banyaknya tanaman yang mati.
"Normalnya, satu petak lahan padi bisa menghasilkan 3 kuintal gabah. Namun, setelah terserang hama hanya tinggal setengahnya saja," kata Kadar.
Pihaknya dan para petani lainnya telah melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama tersebut. Pihaknya juga telah melapor ke petugas Dinas Pertanian setempat, namun hama masih tetap saja menyerang bahkan meluas.
Kasie Perlindungan Tanaman, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun, Sumanto, mengatakan, kondisi cuaca yang ekstrem dan cenderung lembab membuat hama semakin cepat berkembang biak.
"Guna menekan serangan hama, dinas telah memberikan bantuan obat pembasmi hama dan fungisida. Kami juga melakukan penyuluhan agar petani mengurangi pemakaian pupuk nitrogen dan memperhatikan sanitasi lingkungan sawah," kata Sumanto. (*)