Beijing (ANTARA) - Kepala Biro (Kabiro) Jawa Timur LKBN ANTARA, Rachmat Hidayat menyatakan bahwa industri media diharapkan bisa mempertahankan relevansi dan ketertarikan masyarakat terhadap kebiasaan mengonsumsi produk berita
“Industri media harus mampu membuat informasi dengan berbagai macam konten serta memanfaatkan jaringan distribusi informasi melalui media sosial, mengingat perubahan perilaku masyarakat dalam mencari informasi,” kata Rachmat, dalam Forum Media China-Indonesia ke-2 di Beijing, pekan ini.
Menurutnya, perkembangan industri media harus bisa mengejar teknologi dan kebutuhan komunikasi manusia yang berubah, terlebih di tengah disrupsi teknologi dan media sosial.
“Kemajuan teknologi selain membuka jendela informasi bagi masyarakat, juga membawa tantangan yang cukup kompleks bagi media massa,” ucap dia.
Menurutnya, ada sejumlah tantangan industri media masa yakni persaingan antara industri maupun dengan pencipta konten.
"Juga merebaknya hoaks yang mudah menarik perhatian publik, serta turunnya pendapatan iklan dan potensi pelanggaran hak cipta," kata Kabiro ANTARA itu.
Oleh karena itu, Rahmat menyarankan sejumlah cara memaksimalkan peluang industri media di tengah kemajuan teknologi.
"Diantaranya adaptasi teknologi secara menyeluruh dengan cepat, mengoptimalkan penggunaan media sosial dan membuat konten yang menarik untuk menggaet pembaca, serta memastikan keamanan siber," ujarnya.
Ia juga mengingatkan supaya jurnalis di era digital saat ini tetap mengikuti perkembangan teknologi dalam mendistribusikan informasi.
"Menjadi sumber berita yang dipercaya masyarakat, dan mengembangkan konten yang positif dan mendidik bagi masyarakat," tuturnya.
Forum Media China-Indonesia tahun ini merupakan kali kedua dilaksanakan usai diselenggarakan di Jakarta pada November 2023.
Forum tersebut dihadiri sembilan pemimpin redaksi media Tanah Air yaitu LKBN ANTARA, Kompas, Kumparan, Republika, RCTI, Net TV, Merdeka.com, Katadata, dan The Jakarta Post.