Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan gratis di Serambi Ampel untuk meningkatkan daya saing pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sektor makan serta minuman (mamin).
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya Dewi Soeryawati dalam keterangannya di Surabaya, Jumat, mengatakan pelatihan ini mendapatkan sambutan positif dari pelaku UMKM mamin.
"Ternyata pedagang antusias sekali, kami undang awalnya 30 orang tetapi yang ikut 50 sampai 60 orang. Peserta senang dengan pelatihan ini karena nara sumbernya komunikatif," kata Dewi.
Puluhan pelaku UMKM pada pelatihan kewirausahaan ini awalnya merupakan pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Nyamplungan dan Pegirian.
Kemudian para pedagang diberdayakan oleh pemerintah kota sekaligus diberikan tempat berdagang, salah satunya di Serambi Ampel.
Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya hingga tahun 2024 terdapat 55.509 pelaku UMKM yang bergerak di sektor mamin dari total keseluruhan 150 ribu UMKM.
Dewi menjelaskan salah satu materi yang diberikan kepada peserta pelatihan adalah pembuatan minuman kekinian dengan berbagai varian rasa hingga cara pengemasan dan penyajiannya.
"Kami menerima masukan dari teman atau pengunjung tentang kualitas makanan dan minuman yang dijual di Serambi Ampel," ujarnya.
Dewi berharap kedepannya para pedagang bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat selama pelatihan tersebut kedepannya, termasuk soal sudut pandang tentang kreasi produk semakin berkembang.
"Namanya pendampingan berkesinambungan, kami nanti akan evaluasi kembali dan jika diperlukan kami berikan pelatihan serupa," kata dia.
Sementara, salah seorang pemateri pelatihan kewirausahaan gratis Chef Yugha Murniawan mengatakan untuk membuat produk kekinian bisa memanfaatkan bahan dasar yang mudah ditemui, seperti teh maupun bubuk minuman dengan harga terjangkau.
"Ada di toko kue, di distributor juga ada," ucapnya.
Dia menambahkan untuk memunculkan produk yang bisa diterima masyarakat, maka pelaku UMKM harus berani berinovasi dan memperbanyak referensi.
"Meskipun pedagang belum memiliki alat produksi yang bagus tetapi setidaknya sudah lebih dahulu memiliki skil untuk mengolah bahan menjadi produk," ujarnya.