Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jatim, memberlakukan siaga I bahaya banjir luapan Bengawan Solo di daerah setempat yang ketingian air pada papan duga di Bojonegoro pada Jumat pukul 12.00 WIB mencapai 13,80 meter. "Naiknya air Bengawan Solo di Bojonegoro akibat konstribusi hujan lokal, " kata Kepala BPBD Bojonegoro, Kasiyanto, didampingi, Kasi Kesiapsiagaan, Sutardjo, Jumat. Berdasarkan laporan yang diterima, daerah hulu, Solo Jateng, tidak banjir. Meski di daerah Ngawi, Ndungus, ada kenaikan air, tetapi tidak masuk siaga banjir. Dengan demikian, naiknya air di daerah hilir Bengawan Solo di Bojonegoro diperkirakan, akibat mendapatkan pasokan air dari sejumlah anak sungai Bengawan Solo di Bojonegoro dan sekitarnya. "Sudah ada kecenderungan air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, menurun, " jelasnya. Sementara itu, di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu dari kota Bojonegoro, ketinggian air Bengawan Solo, mulai menurun menjadi 26,94 meter pukul 12.00 WIB, yang semula tiga jam sebelumnya 26,97 meter. Sedangkan ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro mencapai 13,80 meter pukul 12.00 WIB dan satu jam sebelumnya 12,73 meter. Menurut Sutardjo, kesiapsiagaan menghadapi banjir luapan Bengawan Solo tetap dilakukan dengan membentuk posko besama yang melibatkan berbagai instansi mulai Kodim 0813, Polres, Satpol PP, juga instansi terkait lainnya. Posko bersama di kantor BPBD itu, bersiaga penuh selama 24 jam. "Posko besama akan berlangsung selama tiga bulan, sejak Januari ini, " ucapnya. Sutardjo mengaku, sudah menerima informasi, adanya perkiraan, curah hujan di daerah Jawa akhir Januari hingga awal Februari cukup tinggi dan berpeluang menimbulkan banjir. "Berbagai persiapan menghadapi banjir sudah kita lakukan, dengan menyediakan berbagai kebutuhan, " katanya menambahkan. Lebih lanjut dijelaskan, menghadapi bencana di Bojonegoro, sudah dialokasikan anggaran sebesar Rp1,7 miliar dari APBD 2012, untuk keperluan penanganan darurat dan keperluan tidak terduga. Persiapan lainnya, 500 paket sembako, 125 paket makanan siap saji, sejumlah peralatan dapur mini, juga 32 ribu karung, untuk mengamankan tanggul yang kondisinya kritis. Ia mencontohkan, tanggul kanan Bengawan Solo di Kecamatan Kanor, yang ambles sepanjang 200 meter, sedalam dua meter, membutuhkan penanganan. Sebab, kalau terjadi banjir dengan kondisi tanggul yang rusak itu, airnya akan melimpas dan mengenangi areal pertanian dan pemukiman warga. "Kalau memang sewaktu-waktu terjadi banjir dan mengancam tanggul di Kanor, karung langsung kita droping untuk membuat igiran, " katanya menjelaskan. (*)
Bojonegoro Siaga I Banjir Bengawan Solo
Jumat, 13 Januari 2012 13:58 WIB