Banyuwangi (ANTARA) - Perajin pandai besi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur masih bertahan di tengah gempuran produk pabrikan peralatan dapur dan pertanian yang beredar di pasaran karena kualitas terjaga secara turun temurun dan bahkan masih menerima banyak pesanan dari berbagai daerah.
Ada beberapa desa di Banyuwangi yang menjadi sentra pandai besi, di antaranya di Desa/ Kecamatan Kabat, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Desa Lemahbangkulon dan Sumberbaru, Kecamatan Singojuruh.
"Kualitasnya sangat bagus dan kuat karena dibuat secara tradisional, terbukti hingga kini pandai besi di kampung tersebut banyak menerima pesanan dan mampu bersaing dengan produk pabrikan," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Selasa.
Salah seorang perajin pandai besi di Dusun Kendal, Desa Sumberbaru, Kecamatan Singojuruh, Kandar Nurhadi mengemukakan pandai besi bertahan karena tetap menjaga kualitas yang didapat secara turun-temurun.
Ia mengaku sampai dengan saat ini masih tetap menerima pesanan dari berbagai wilayah Banyuwangi dan Kabupaten Jember, hingga berbagai provinsi.
"Biasanya melayani pesanan dari Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Sumbawa. Mereka langsung pesan kepada saya," kata Kandar.
Di desa ini terdapat puluhan pandai besi yang membuat berbagai peralatan dapur berbagai ukuran. Mulai dari pisau untuk potong buah, hingga pisau berukuran besar untuk potong daging. Ada juga produksi cangkul, celurit, sekop, dan lainnya.
Para perajin pandai besi di desa itu juga bisa membuat aneka senjata tajam untuk kebutuhan seni, seperti pedang atau golok dengan ukiran khusus pesanan.
"Biasanya kalau yang pesanan itu mintanya ada ukiran. Itu yang membuat butuh waktu agak lama. Kalau harga tergantung tingkat kesulitannya," kata Kandar.
Ia menyampaikan selalu menjaga kualitas produknya, dan untuk bahan baku biasanya pakai baja karena lebih tahan lama dan terbukti ketajamannya.
"Kalau bahan baku kami pakai baja agar kualitas dan ketajamannya tahan lama," ujar Kandar.
Pandai besi di Banyuwangi bertahan di tengah gempuran produk pabrikan
Selasa, 18 Juni 2024 20:53 WIB