22 Jalan Raya Hilir Jatim Rawan Banjir
Senin, 26 Desember 2011 17:42 WIB
Bojonegoro - Sebanyak 22 lokasi jalan raya di daerah hilir Bengawan Solo di Bojonegoro, Lamongan dan Gresik, Jatim, rawan banjir luapan Bengawan Solo dan anak sungainya, karena lokasinya yang rendah.
"Pemetaan lokasi jalan raya rawan banjir tersebut dilakukan dalam empat tahun terakhir," kata Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Hirnowo, Senin.
Ia menjelaskan, besar kemungkinan jalan raya provinsi dan kabupaten di 22 lokasi tersebut pada musim banjir musim tahun ini, juga kembali terendam luapan banjir. Sebab, selama empat tahun terakhir jalan raya di 22 lokasi tersebut, selalu terendam air banjir yang mengakibatkan terganggunya arus kendaraan.
Dari tiga kabupaten tersebut, lokasi jalan raya yang paling banyak terendam air banjir yaitu di Bojonegoro ada di 13 lokasi. Di antaranya, jalan raya Bojonegoro-Padangan km 32, jalan PU Bojonegoro - Nganjuk km 38, jalan PU Kapas Sukosewu km 7, jalan PU Sumberrejo - Kanor km 6, jalan PU Bojonegoro - Dander km 5.
Selain itu, jalan provinsi Bojonegoro - Surabaya di Kecamatan Balen, Baureno, dan jalan provinsi Bojonegoro-Cepu, Jateng di Kecamatan Dander dan Kalitidu. Sementara itu, di Lamongan yaitu, jalan PU Glagah-Kalitengah, kota km 1-5, jalan raya Lamongan - Surabaya km 25, jalan raya Babat - Lamongan di Pucuk dan Turi.
Di Gresik hanya ada tiga lokasi jalan raya yang rawan banjir yakni Jalan Raya Lamongan - Gresik, di Deket, jalan PU Benjeng - Balonggpanggang km 6 dan jalan PU Duduk Sampean - Benjeng km 5. "Yang jelas berbagai jalan raya yang berpotensi terendam banjir ini, sudah kami sampaikan kepada pemkab daerah setempat," ucapnya, menjelaskan.
Menurut dia, menghadapi kemungkinan banjir luapan Bengawan Solo dan anak sungainya, bekerja sama dengan Perum Jasa Tirta I, dilakukan pemasangan peralatan peringatan dini banjir di sejumlah lokasi.
"Ada empat lokasi yang kita pasang peringatan dini banjir," ujarnya, menjelaskan.
Ia menyebutkan, di Desa Luwihaji, Kecamatan Ngraho yang memonitor kemungkinan banjir luapan Bengawan Solo. Sistim peringatan dini tersebut, berdasarkan tahapan papan duga ketinggian air Bengawan Solo di daerah setempat.
Siaga I 29,00 meter lampu biru menyala, siaga II 29,50 meter, lampu menyala kuning dan sirene berbunyi, sedangkan siaga III 30,00 meter, lampu merah menyala dan sirene masih berbunyi.
Peringatan dini juga dipasang di Kedungsumber, Kecamatan Temayang yang memonitor kemungkinan banjir Kali Pacal yang biasa terjadi. Pemasangan peringatan dini lainnya di Kelurahan Ledokwetan, Kecamatan Kota dan Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno juga memonitor kemungkinan luapan air banjir Bengawan Solo.
"Prinsip peringatan dini yang terpasang tersebut, hampir sama dalam operasionalnya," paparnya.(*)