Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa optimistis bahwa kesejahteraan petani Jatim akan meningkat seiring dengan penambahan alokasi pupuk bersubsidi khusus untuk petani di wilayah setempat.
Khofifah dalam keterangan, di Surabaya, Selasa, menyebut PT Pupuk Indonesia baru saja mengumumkan terkait penambahan alokasi pupuk bersubsidi di Jatim. Alokasi pupuk bersubsidi untuk Jatim bertambah 956.227 ton dari alokasi sebelumnya menjadi 1.920.074 ton.
Penambahan alokasi pupuk bersubsidi untuk petani Jatim ini, juga seiring dengan penetapan alokasi subsidi pupuk secara nasional yang bertambah sebesar 9,55 juta ton atau meningkat dua kali lipat dari yang sebelumnya 4,7 juta ton.
"Ini menjadi kabar gembira bagi para petani Jawa Timur. Yang kita harapkan dengan adanya penambahan alokasi pupuk bersubsidi ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Khofifah.
Mantan Menteri Sosial itu berharap penambahan alokasi ini, juga akan meningkatkan produktivitas pertanian Jatim sehingga mempertahankan provinsi tersebut sebagai lumbung pangan nasional.
Berdasarkan data, alokasi sebesar 1.920.074 ton tersebut akan disalurkan kepada 3,4 juta petani di seluruh Jatim.
Alokasi subsidi pupuk untuk Jatim terdiri dari pupuk urea sebesar 981.730 ton. Jumlah pupuk urea ini meningkat dari sebelumnya 574.347 ton.
Kemudian alokasi pupuk subsidi untuk jenis NPK sebesar 832.370 ton atau meningkat dari sebelumnya 389.357 ton. Lalu NPK Formula Khusus sebesar 986 ton atau meningkat dari sebelumnya 143 ton, dan pupuk organik sebesar 104.998 ton.
Per 10 Mei 2024, stok pupuk bersubsidi secara nasional tercatat 2,1 juta ton atau mencapai 222 persen dari ketentuan minimum yang ditetapkan. Sementara stok yang tersedia di wilayah Jatim tercatat 189.666 ton atau mencapai 535 persen dari ketentuan stok minimum.
Guna menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di 38 kabupaten/kota di Jatim, Pupuk Indonesia menyiapkan sejumlah fasilitas penunjang, yaitu 66 gudang Lini III, 188 distributor dengan 5.875 jaringan kios/pengecer, serta didukung oleh 56 petugas lapang yang akan memastikan petani berhak mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai regulasi.
“Pupuk menjadi penting untuk menunjang produktivitas hasil panen petani Jatim. Jika dilihat datanya, produksi padi di Provinsi Jawa Timur sepanjang Januari hingga Desember 2023 mencapai sekitar 9,71 juta ton GKG. Dan ini alhamdulillah adalah yang tertinggi secara nasional," ujar Khofifah.
Produksi padi Jatim 2023 tersebut, katanya lagi, mengalami kenaikan sebanyak 184,15 ribu ton GKG (1,93 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 9,53 juta ton GKG.
"Kami optimistis bahwa produktivitas ini juga akan meningkat di tahun 2024," ujarnya pula.
Peningkatan produktivitas padi Jatim ini sangat penting. Sebab Jatim tidak hanya bertanggung jawab untuk memberikan suplai kebutuhan beras untuk warga Jatim. Tapi juga menopang suplai kebutuhan untuk 18 provinsi di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan Jatim sebagai lumbung pangan nasional.