Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur meluncurkan program Desa Bebas Nyamuk Keluarga Sehat Bebas Gerak dengan melibatkan sekitar 150 orang kader juru pemantau jentik nyamuk (jumantik) untuk mencegah merebaknya wabah demam berdarah dengue, Rabu.
Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan program Desa Bebas Nyamuk dan Keluarga Sehat Bebas Gerak dicanangkan di 15 desa di dua kecamatan, yakni Kecamatan Srono dan Muncar.
"DBD bisa dicegah dengan bagaimana kita menjaga kebersihan lingkungan, mulai dari menghilangkan genangan air yang bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk hingga menggunakan obat antinyamuk. Ini perlu dijadikan kebiasaan kita," katanya saat peluncuran program tersebut di Kantor Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi.
Bupati Ipuk menjelaskan para kader Jumantik itu juga akan dibekali materi tentang edukasi masyarakat soal bahaya nyamuk aedes aegypti dan menyosialisasikan cara-cara pencegahannya.
Program ini didukung Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kesadaran pencegahan demam berdarah dengue (DBD). Para kader juga akan memberikan secara gratis sampel lotion antinyamuk kepada para keluarga di desa-desa sasaran.
Nantinya, lanjut dia, para kader akan digerakkan untuk mendeteksi sekaligus menangani tempat-tempat yang berisiko menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti.
"Banyuwangi saat ini sedang dalam situasi yang perlu kerja sama berbagai pihak untuk menuntaskan kasus demam berdarah," katanya.
Menurutnya penanganan wabah demam berdarah akan sulit bila hanya pemerintah daerah yang bergerak, oleh karena itu peran swasta dan warga akan terasa sangat signifikan, terlebih turun tangannya para kader juga bisa mendeteksi dini apabila terdapat warga yang mengalami gejala awal demam berdarah.
Gerakan Desa Bebas Nyamuk dan Keluarga Sehat Bebas Gerak, lanjut Ipuk, bakal berkelanjutan dengan program-program yang dijalankan oleh pemerintah.
Kementerian Kesehatan memiliki program pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M plus, sedangkan pemerintah daerah juga memiliki program Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN).
"Ayo dijalankan bersama-sama gerakan-gerakan ini untuk meminimalisasi risiko penyebaran kasus demam berdarah," kata Bupati Ipuk.
Data diperoleh, dua kecamatan yang menjadi sasaran program itu adalah Kecamatan Srono dan Muncar. Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, Kecamatan Srono dan Muncar adalah dua desa dengan tingkat kasus demam berdarah tertinggi selama 2024.
Data Dinas Kesehatan menyebutkan kasus demam berdarah di Banyuwangi sepanjang tahun ini mencapai 234 kasus dan enam orang di antaranya meninggal dunia.