Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau panen raya jagung di lahan pertanian di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Mei dan April menjadi puncak panen raya jagung di sejumlah daerah termasuk di Sumbawa,” kata Amran di sela mendampingi Presiden Jokowi panen jagung di area pertanian jagung Kelompok Tani (Poktan) Kedawan, Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, NTB, Kamis.
Dengan kondisi tersebut, Mentan mengatakan ada potensi harga akan turun, bahkan anjlok di bawah harga acuan pembelian (HAP) jagung yang telah ditetapkan. Untuk itu, Menteri Pertanian meminta semua pihak untuk bisa mengantisipasi kemungkinan harga anjlok.
“Kami minta panen raya ini jangan disia-siakan. Petani kita sudah bekerja keras. Kami persilakan para produsen pakan ternak untuk segera menyerap. Kami juga meminta Bulog untuk menyerap jagung petani agar harga terjamin, jangan sampai harga anjlok karena kesejahteraan petani taruhannya,” ungkap Mentan Amran dalam keterangan di Jakarta.
Baca juga: Jokowi katakan jaga harga pangan seimbang agar konsumen dan petani senang
Amran menyebut secara umum Kabupaten Sumbawa memiliki luas tanam jagung di tahun 2023 sebesar 96.214 hektare dan luas baku lahan sawah sebesar 262.146,24 hektare.
“Sementara luas panen jagung sampai dengan bulan Mei 2024 di Kabupaten (Sumbawa) ini seluas 70.130 hektare,” kata Amran.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik di tingkat petani, pedagang maupun peternak.
Kepala Negara menuturkan harga di tingkat petani seringkali tidak stabil dan cenderung menurun saat memasuki masa panen raya.
“Ini memang baru panen besar jagung, baik di Sumbawa, Dompu, waktu itu kita lihat di Gorontalo, semuanya panen, sehingga yang terjadi adalah harga turun karena over supply,” ucap Presiden.
Sebagai salah satu wilayah sentra jagung di NTB, harga jagung di Kabupaten Sumbawa terpantau berada pada kisaran di Rp4.200 per kilogram. Harga tersebut dikonfirmasi saat Presiden Jokowi berdialog dengan petani yang hadir di sekitar lokasi panen.
“Harga yang sebelumnya Rp7.000 per kg, sekarang turun menjadi Rp4.200 per kg. Kondisi ini baik untuk peternak, tapi kurang baik untuk petani, ini menjaga keseimbangan seperti ini tidak mudah” ungkap Jokowi.
Presiden Jokowi meminta agar semua pihak mengambil langkah kolaboratif yang strategis agar terbentuk harga yang seimbang, termasuk harga di level petani.