Bojonegoro - Harga bermacam jenis cabai di Bojonegoro nisbi tinggi dengan kencenderungan terus naik, akibat pasokan cabai dari berbagai daerah, juga produksi cabai lokal di daerah setempat berkurang, terganggu hujan sejak sepekan terakhir ini. "Hujan mempengaruhi produksi cabai, menjadi tidak bisa panen optimal, akhirnya pasokan cabai ke Bojonegoro berkurang drastis," kata seorang pedagang cabai di Pasar Kota Bojonegoro, Warsini (37), dibenarkan pedagang cabai lainnya, Sumirah (43), secara terpisah, Kamis. Ia mencontohkan, pasokan cabai tampar taro dari daerah Pare, Kediri, juga Blora, Jateng, yang bisanya bisa mencapai 10 karung/hari, dengan berat 60 kilogram/karung, hanya tinggal satu karung/hari, sejak sepekan terakhir ini. "Pasokan cabai tampar taro itu dibagi kepada pedagang cabai yang ada di pasar ini," ucapnya, mengungkapkan. Menyusul berkurangnya pasokan, harga cabai tampar taro naik menjadi Rp32.000/kg yang sebelumnya hanya Rp27.000/kg. Sementara itu, harga cabai rawit merah naik menjadi Rp28.000/kg, yang sebelumnya Rp24.000/kg, namun harga cabai rawit kuning produksi Madura, berfluktuasi cukup tinggi berkisar Rp10.000/kg - Rp13.000/kg. "Sudah beberapa bulan ini pasokan cabai rawit kuning selalu dari Madura," paparnya. Menurut Sumirah dan Warsini, sebenarnya, adanya gerakan menanam cabai yang digalakkan pemkab kepada masyarakat mulai membawa pengaruh pasokan dan harga cabai di daerah setempat. Sebab, pasokan khusus cabai lompong merah yang semula didominasi Pare, Kediri, mulai bisa diperoleh cabai lompong produksi lokal Bojonegoro. Sekarang ini, lanjutnya, terutama cabai lompong merah mudah diperoleh di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, juga di sejumlah desa di Kecamatan Temayang. Meski demikian, harga cabai lompong merah, masih tetap tinggi, sebab panenan juga tidak terlalu berhasil akibat musim hujan. "Harga cabai lompong merah masih tetap tinggi sekarang Rp35.000 perkilogram," jelas Sumirah. Padahal, lanjutnya, harga cabai lompong merah produksi Pare, Kediri dalam kondisi normal harganya hanya berkisar Rp20.000/kg. Namun, harga cabai lompong hijau tidak terlalu tinggi hanya berkisar Rp10.000/kg, sebab selama ini cabai lompong hijau kurang diminati masyarakat. Baik Warsini maupun Sumirah, memperkirakan selama masih musim hujan, harga berbagai macam jenis cabai masih akan tetap tinggi, sebab produksi cabai dari berbagai daerah panennya tidak bisa optimal. Padahal, sejak sebulan terakhir permintaan cabai di masyarakat tidak terlalu tinggi, dengan alasan tidak ada masyarakat yang memiliki hajat. "Kalau masyarakat yang memiliki hajat meningkat, jelas harga cabai akan semakin tinggi," tutur Warsini.(*)
Berita Terkait
Beras Kualitas Premium di Bojonegoro Merangkak Naik
4 Januari 2019 13:11
Harga Beras di Bojonegoro Stabil
23 Oktober 2018 15:35
Harga Beras Kualitas Medium di Bojonegoro Turun
29 September 2018 14:38
Pedagang Bojonegoro Perkirakan Harga Beras Naik
29 Mei 2018 13:21
Naik Rp200/Kilogram Harga Beras di Bojonegoro
16 Januari 2018 09:58
Harga Beras di Bojonegoro Merangkak Naik (Video)
23 Desember 2017 10:28
Harga Telur di Bojonegoro Merangkak Naik
24 November 2017 13:37
Harga Beras di Bojonegoro Naik Rp300/Kilogram
8 September 2017 11:56
