Harga Cabai Di Bojonegoro Nisbi Tinggi
Kamis, 15 Desember 2011 11:02 WIB
Bojonegoro - Harga bermacam jenis cabai di Bojonegoro nisbi tinggi dengan kencenderungan terus naik, akibat pasokan cabai dari berbagai daerah, juga produksi cabai lokal di daerah setempat berkurang, terganggu hujan sejak sepekan terakhir ini.
"Hujan mempengaruhi produksi cabai, menjadi tidak bisa panen optimal, akhirnya pasokan cabai ke Bojonegoro berkurang drastis," kata seorang pedagang cabai di Pasar Kota Bojonegoro, Warsini (37), dibenarkan pedagang cabai lainnya, Sumirah (43), secara terpisah, Kamis.
Ia mencontohkan, pasokan cabai tampar taro dari daerah Pare, Kediri, juga Blora, Jateng, yang bisanya bisa mencapai 10 karung/hari, dengan berat 60 kilogram/karung, hanya tinggal satu karung/hari, sejak sepekan terakhir ini.
"Pasokan cabai tampar taro itu dibagi kepada pedagang cabai yang ada di pasar ini," ucapnya, mengungkapkan.
Menyusul berkurangnya pasokan, harga cabai tampar taro naik menjadi Rp32.000/kg yang sebelumnya hanya Rp27.000/kg. Sementara itu, harga cabai rawit merah naik menjadi Rp28.000/kg, yang sebelumnya Rp24.000/kg, namun harga cabai rawit kuning produksi Madura, berfluktuasi cukup tinggi berkisar Rp10.000/kg - Rp13.000/kg.
"Sudah beberapa bulan ini pasokan cabai rawit kuning selalu dari Madura," paparnya.
Menurut Sumirah dan Warsini, sebenarnya, adanya gerakan menanam cabai yang digalakkan pemkab kepada masyarakat mulai membawa pengaruh pasokan dan harga cabai di daerah setempat. Sebab, pasokan khusus cabai lompong merah yang semula didominasi Pare, Kediri, mulai bisa diperoleh cabai lompong produksi lokal Bojonegoro.
Sekarang ini, lanjutnya, terutama cabai lompong merah mudah diperoleh di Desa Campurejo, Kecamatan Kota, juga di sejumlah desa di Kecamatan Temayang. Meski demikian, harga cabai lompong merah, masih tetap tinggi, sebab panenan juga tidak terlalu berhasil akibat musim hujan.
"Harga cabai lompong merah masih tetap tinggi sekarang Rp35.000 perkilogram," jelas Sumirah.
Padahal, lanjutnya, harga cabai lompong merah produksi Pare, Kediri dalam kondisi normal harganya hanya berkisar Rp20.000/kg. Namun, harga cabai lompong hijau tidak terlalu tinggi hanya berkisar Rp10.000/kg, sebab selama ini cabai lompong hijau kurang diminati masyarakat.
Baik Warsini maupun Sumirah, memperkirakan selama masih musim hujan, harga berbagai macam jenis cabai masih akan tetap tinggi, sebab produksi cabai dari berbagai daerah panennya tidak bisa optimal. Padahal, sejak sebulan terakhir permintaan cabai di masyarakat tidak terlalu tinggi, dengan alasan tidak ada masyarakat yang memiliki hajat.
"Kalau masyarakat yang memiliki hajat meningkat, jelas harga cabai akan semakin tinggi," tutur Warsini.(*)