PSW Se-Jatim Susun Indeks Pembangunan Berbasis Gender
Kamis, 8 Desember 2011 10:11 WIB
Surabaya - Pusat Studi Wanita (PSW) atau Pusat Studi Gender (PSG) se-Jawa Timur menyusun indeks pembangunan berbasis gender atau "Gender Development Index" (GDI).
"Berkaitan dengan pengembangan kapasitas PSW/G diperlukan jaringan untuk bersinergi mengembangkan keunggulan spesifik terkait pembangunan yang responsif gender," kata Ketua Jaringan forum PSW/PSG Jawa Timur, dr Lilik NH, di Surabaya, Kamis.
Dalam diskusi di Ruang Utama Rektorat ITS Surabaya (7/12) telah dibahas upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengembangan manajemen usaha kecil, antisipasi kekerasan berbasis gender, dan kesehatan ibu.
"Kami juga berupaya melakukan penyusunan strategi implementasi pemerataan dan kesetaraan gender melalui GDI dan 'gender empowerment measure' (GEM) untuk Kabupaten Situbondo," katanya.
Menurut dia, kesetaraan dan keadilan gender saat ini telah berhasil menjadi arus utama dalam dokumen kebijakan pendidikan, khususnya tertuang dalam program pemberdayaan perempuan sub bidang pendidikan, baik pada dokumen perencanaan strategis maupun dokumen perencanaan operasional.
"PSW/G merupakan bagian dari perguruan tinggi yang memiliki SDM dengan kemampuan keilmuan untuk berperan sebagai unsur penggerak dalam pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan perempuan guna mendukung pembangunan yang responsif gender," katanya.
PSW/G juga dapat memfasilitasi dan mengadvokasi pemerintah dalam rancang bangun kebijakan pembangunan bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, serta pengembangan kelembagaan dan organisasi yang responsif gender.
"Karena itu, kami membangun jaringan networking antar PSW/G untuk dapat berkontribusi efektif bagi pembangunan yang responsif gender dalam berbagai bentuk kegiatan, baik sosial maupun ekonomi," katanya.
Dalam diskusi itu, Pembantu Rektor IV ITS, Prof Darminto mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memasukkan program pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan di sekolah.
"Pendidikan karakter itu sangat penting, terutama untuk peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak," katanya. (*)