Belasan pengemudi bus yang ada di Terminal Rajekwesi Bojonegoro mengikuti tes urine sebagai bagian dari upaya mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas saat arus mudik Lebaran tahun 2024.
Kasat Resnarkoba Polres Bojonegoro AKP Eko Suwanto, Rabu, menjelaskan kegiatan itu dilakukan untuk mendeteksi jika ada pengemudi bus yang mengonsumsi narkoba yang bisa membahayakan para penumpang.
"Sejak dimulainya operasi Ketupat Semeru 2024 Satresnarkoba Polres Bojonegoro bersama Rumah Sakit Bhayangkara Bojonegoro menggelar tes urine. Tes urine dilakukan kepada pengemudi dan kru bus angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Bus Rajekwesi Bojonegoro," tuturnya.
Ia mengatakan belasan sopir dan kru bus melaksanakan pemeriksaan tekanan darah dan urine secara bergiliran dan juga sebagai bentuk pelayanan kepada penumpang menjelang lebaran.
Kasat Resnarkoba Polres Bojonegoro AKP Eko Suwanto, Rabu, menjelaskan kegiatan itu dilakukan untuk mendeteksi jika ada pengemudi bus yang mengonsumsi narkoba yang bisa membahayakan para penumpang.
"Sejak dimulainya operasi Ketupat Semeru 2024 Satresnarkoba Polres Bojonegoro bersama Rumah Sakit Bhayangkara Bojonegoro menggelar tes urine. Tes urine dilakukan kepada pengemudi dan kru bus angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antarprovinsi (AKAP) di Terminal Bus Rajekwesi Bojonegoro," tuturnya.
Ia mengatakan belasan sopir dan kru bus melaksanakan pemeriksaan tekanan darah dan urine secara bergiliran dan juga sebagai bentuk pelayanan kepada penumpang menjelang lebaran.
"Keselamatan penumpang harus diprioritaskan dan berdasarkan hasil tes urine tersebut akan dikembangkan oleh Satresnarkoba dan pihak RS Bhayangkara. Jika memang ada penyalahgunaan narkoba akan diproses lebih lanjut. Tes urine ini merupakan program rutin menjelang lebaran untuk memastikan agar pengemudi bus memang layak untuk membawa kendaraanya," katanya.
Ia mengatakan, tes urine ini sebagai antisipasi bagi para pengemudi, karena mereka bertanggung jawab atas keselamatan penumpang terlebih mungkin waktu kerja mereka bertambah. Sehingga, dikhawatirkan mereka menyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang.
"Kami tidak ingin penumpang menjadi korban dari pengemudi yang menyalahgunakan narkoba," katanya.
Hasil dari tes urine terlihat tak satupun terdeteksi positif mengonsumsi narkotika atau obat-obatan lainnya, namun akan terus dipantau.
"Jangan sampai para pengemudi maupun kru bus mendekati narkoba, apalagi sampai memakai atau mengonsumsi. Hal tersebut sangat membahayakan, baik bagi diri sendiri maupun para penumpang bus," tutur dia.
Ia mengatakan, tes urine ini sebagai antisipasi bagi para pengemudi, karena mereka bertanggung jawab atas keselamatan penumpang terlebih mungkin waktu kerja mereka bertambah. Sehingga, dikhawatirkan mereka menyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang.
"Kami tidak ingin penumpang menjadi korban dari pengemudi yang menyalahgunakan narkoba," katanya.
Hasil dari tes urine terlihat tak satupun terdeteksi positif mengonsumsi narkotika atau obat-obatan lainnya, namun akan terus dipantau.
"Jangan sampai para pengemudi maupun kru bus mendekati narkoba, apalagi sampai memakai atau mengonsumsi. Hal tersebut sangat membahayakan, baik bagi diri sendiri maupun para penumpang bus," tutur dia.