Madura Raya (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI kembali menyelenggarakan Program Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2024, sebagai wujud komitmen untuk terus meningkatkan literasi digital masyarakat dalam rangka membangun kualitas talenta dan cakap digital.
"Literasi digital merupakan bagian dari penyelenggaraan transformasi digital yang memegang prinsip 'Nobody Left Behind'," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan saat membuka secara daring kegiatan Literasi Digital di Gedung Aksara Sumenep, Jumat .
Kegiatan yang diselenggarakan di Kabupaten Sumenep itu merupakan tahun ketiga yang bekerja sama dengan Kaukus Muda Indonesia (KMI).
Ketua panitia penyelenggara dari KMI Deni Feri Suharyanto mengatakan bahwa acara yang dilaksanakan hari ini merupakan permulaan penyelenggaraan kegiatan literasi digital di Kabupaten Sumenep.
"Ini merupakan tahun ketiga KMI bekerja sama dengan Dirjen Aptika Kemenkominfo menyelenggarakan Literasi Digital di Sumenep," katanya.
"Untuk tahun ini kami diamanahi menyelenggarakan literasi digital pada 10 titik di Sumenep, yang merupakan bagian dari target Kemenkominfo, yaitu 50 juta orang sudah terliterasi digital sampai pada tahun 2024 ini," katanya.
Kegiatan yang bertajuk "Bincang Bareng Komunitas Media Sosial" tersebut menghadirkan tiga narasumber.
Sesi pertama disampaikan oleh Irwan Sujatmiko, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumenep.
Dalam paparannya ia menyampaikan isu utama terkait perkembangan media sosial, yaitu banjir informasi dan perlindungan data pribadi.
"Dalam banjir informasi, kita memiliki keterbatasan perhatian. Kita cenderung memilih informasi yang paling sesuai dengan pandangan kita atau yang paling membuat kita nyaman," katanya.
Narasumber kedua Imroatin yang seorang infulencer, mengajak peserta untuk memanfaatkan media sosial sebagai media pengembangan diri.
"Sebagai generasi milenial, kita dituntut untuk mahir dalam dunia digital. Salah satunya dengan mengeksplorasi kemampuan diri, ikut serta dan berkontribusi dengan memberikan inovasi, kreatifitas dalam bersosial media," katanya.
Kemudian Andilala yang seorang praktisi literasi digital di sesi ketiga menyampaikan filosofi Taneyan Lanjang untuk menjawab tantangan di era digital.
"Leluhur Madura sudah mewariskan filosofi Taneyan Lanjang yang saya jadikan sebuah metode untuk menjawab tantangan di era digital. Metode Taneyan Lanjang mempunyai empat langkah, yaitu orientasi masalah, pengelompokan potensi, aksi, validasi, dan diseminasi," tuturnya.