Madiun (ANTARA) - Wali Kota Madiun Maidi menyebutkan bahwa pers memiliki peran sangat penting sebagai jembatan yang menghubungkan pemerintah dengan masyarakat.
"Pers di Kota Madiun sudah menyatu dengan pemerintah dan masyarakat. Pers adalah jembatan antara pemerintah dan masyarakat, sehingga semua kebijakan pemerintah dapat diketahui masyarakat Kota Madiun dengan baik," ujar Wali Kota Maidi di Madiun, Jumat.
Dalam kegiatan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 yang digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Madiun di gedung GCIO tersebut, Wali Kota Maidi juga memberikan apresiasi kepada insan pers yang terus memberikan informasi terbaik bagi masyarakat Kota Madiun.
Insan pers juga memberitakan berbagai capaian Kota Madiun. Serta, turut menjaga kondusivitas di Madiun Kota Pendekar, utamanya setelah agenda nasional Pemilu 2024.
Wali Kota berharap, sinergi yang sudah terjalin dengan baik itu bisa terus terjaga dan ditingkatkan untuk kemajuan Kota Madiun.
"Pers itu casing-nya pemerintah. Sebaik apapun kinerja pemerintah, kalau tidak ada pers yang memberitakan, masyarakat tidak akan tahu. Semoga pers ke depan semakin jaya, sejahtera, dan membawa kesempurnaan bagi negara kita," tuturnya.
Sementara itu, dalam momentum yang sama, Dinas Komunikasi dan Informatika setempat bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Madiun dan perwakilan sejumlah jurnalis di Kota Madiun memberikan tali asih kepada wartawan kawakan asal setempat, Santoso (68) alias Bondet.
Para wartawan melakukan tour keliling Kota Madiun kemudian mengunjungi rumah wartawan kawakan tersebut yang kini akrab disapa Akung Bondet di Kelurahan Kelun.
Kepada wartawan masa kini, Akung Bondet berpesan agar selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi.
"Wartawan jangan kembali seperti dulu. Harus mengikuti perkembangan zaman," kata Akung Bondet.
Tak hanya itu, suami Herry Siswati itu juga mendorong insan pers masa kini untuk terus menghasilkan karya.
"Karena karya itulah yang akan menentukan nama dan identitas kita sebagai seorang wartawan," pesannya.
Adapun, Santoso mulai terjun ke dunia jurnalistik pada tahun 1978 di Jawa Pos. Salah satu karya fenomenalnya adalah tokoh Bondet dalam rubrik Opo Maneh yang tersiar di era 1990-an. Bondet merupakan tokoh fiktif.
Namun, rubrik Opo Maneh ditulis berdasarkan kisah nyata seputar kriminalitas, asmara, dan kehidupan masyarakat yang dikemas secara ringan. Dari karyanya itulah Santoso lebih dikenal dengan nama Bondet.
Meski sudah pensiun sejak tahun 2000, Santoso tetap aktif menulis. Termasuk kisahnya melawan penyakit stroke yang dituangkan-nya dalam buku "Melawan Stroke".
Advertorial
Wali Kota Maidi sebut pers berperan sebagai jembatan pemerintah dan masyarakat
Jumat, 23 Februari 2024 18:29 WIB