AS Bantah Dirikan Pangkalan Militer di Darwin
Rabu, 23 November 2011 19:00 WIB
Surabaya - Pemerintah Amerika Serikat membantah akan mendirikan pangkalan militer di Darwin, Australia, karena kerja sama pertahanan yang dilakukan AS-Australia bukan kerja sama permanen, melainkan hanya kerja sama pelatihan gabungan secara bilateral untuk jangka waktu sekitar enam bulan.
Siaran pers yang diterima ANTARA di sela-sela perayaan "Thanksgiving" di rumah dinas Konsul Jenderal (Konjen) AS di Surabaya, Rabu, menyebutkan kerja sama pertahanan Australia-AS yang diumumkan Perdana Menteri Gillard dan Presiden Obama pada 16 November 2011 itu bertujuan meningkatkan kerja sama pertahanan.
Dalam perayaan 60 tahun aliansi ANZUS, kerja sama baru itu semakin mempererat ikatan yang selama ini menjadi kunci dalam menjaga stabilitas serta perdamaian di wilayah Asia-Pasifik dan meningkatkan kesinambungan sistem kerja antara Australia dan Amerika Serikat.
Dengan kerja sama pertahanan itu, Australia akan menerima penugasan kapal-kapal Marinir Amerika di Darwin dan Australia Utara mulai tahun depan untuk jangka waktu sekitar enam bulan. Mereka akan melakukan pelatihan secara bergilir dengan Angkatan Bersenjata Australia.
Penugasan kapal-kapal Marinir Amerika Serikat ini juga membawa elemen-elemen pelengkap lainnya dan jumlahnya sekitar 250 buah kapal. Tujuan di masa mendatang adalah mematangkan rencana mendatangkan 2.500 orang tentara yang tergabung dalam "Marine Air Ground Task Force".
Marinir Amerika Serikat dan Tentara Angkatan Bersenjata Amerika Serikat akan mengadakan latihan bersama secara bergilir di wilayah Northern Territory.
Selain itu, Angkatan Udara Australia dan Angkatan Udara Amerika Serikat yang akan meningkatkan rotasi pesawat-pesawat Amerika melalui Australia bagian utara.
Pemilihan alat dan kebutuhan untuk mendukung kerja sama ini akan dilakukan di lokasi ini untuk memfasilitasi latihan yang akan digelar atau menggunakan fasilitas yang dimiliki Australia.
Mereka juga lebih jauh akan meningkatkan kapabilitas kedua belah pihak dengan meningkatkan kesempatan untuk menggabungkan latihan, memperdalam kerja sama operasi dan memungkinkan kedua negara untuk bekerja sama lebih lanjut untuk kepentingan yang sama.
Selain itu, kerja sama ini akan memberi posisi yang lebih baik bagi kedua negara untuk bergabung dengan mitra lainnya untuk merespons secara efektif berbagai hal yang terjadi di Asia Pasifik, termasuk asistensi kemanusiaan dan penanganan bencana alam.
Dalam perayaan "Thanksgiving" itu, Konsulat Jenderal AS mengajak 20-an wartawan di Surabaya untuk merayakan hari libur nasional AS itu yang diawali peragaan memasak ayam kalkun oleh Konsul Jenderal AS di Surabaya Kristen F Bauer dan peragaan memanggang "pai apel" oleh Humas Konjen AS, Emily Norris.
Di hadapan para wartawan dan fotografer di halaman belakang rumah dinas Konsul Jenderal AS di Surabaya itu, ayam kalkun yang didatangkan khusus dari AS itu dimasak dengan kentang, roti, dan rempah-rempah, lalu dipanggang selama 3-4 jam untuk kalkun berukuran kecil, sedangkan pai apel untuk hidangan penutup.
"Awalnya, thanksgiving itu dirayakan imigran Inggris yang memasuki AS pada tahun 1621, lalu mereka selalu berkumpul keluarga pada perayaan yang diadakan pada setiap tahun pada hari Kamis minggu keempat dari bulan November," kata Bauer. (*)