Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Pesta demokrasi yang digelar pada 14 Februari 2024 ternyata tidak hanya dianggap sebagai hajatan politik untuk menyalurkan hak pilih, namun juga menjadi ajang kreativitas bagi penyelenggara pemilu untuk membuat tempat pemungutan suara (TPS) menjadi menarik.
Berbagai cara dilakukan oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mulai dari yang sederhana dengan seragam unik hingga pernak-pernik rumit disiapkan untuk menghiasi TPS yang menjadi lokasi bagi para pemilih mencoblos lima lembar surat suara.
Pemilu 2024 yang memilih calon presiden dan wakil presiden, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi dan DPRD kabupaten/kota membutuhkan waktu sekitar 3-4 menit bagi pemilih untuk menentukan pilihan di bilik suara.
Untuk itu, KPPS berusaha memberikan suasana baru di TPS agar para pemilih tidak bosan atau jenuh, bahkan merasa terhibur dengan dihadirkannya TPS unik yang membuat pemilih riang gembira dalam menyalurkan hak suaranya.
Seperti di TPS 10 yang berada di Desa Candijati, Kecamatan Arjasa yang mengusung konsep kesenian tradisional khas Jember yakni Ta'Butaan yang mirip ondel-ondel dan Can Macanan Kadduk.
Can Macanan Kadhuk merupakan seni pertunjukan yang mempertontonkan can-macanan yang artinya harimau gadungan dan Kadduk artinya karung goni, sehingga kesenian tersebut hampir sama dengan barongsai.
Keunikan TPS dengan berbagai ornamen kesenian tradisional Jember tersebut tentu menyedot perhatian warga dan sekaligus upaya untuk melestarian kesenian khas Jember itu kepada para pemilih.
Tidak hanya itu, para petugas KPPS juga mengenakan pakaian adat Madura bernuansa warna merah dan hitam untuk melayani para pemilih dengan ramah saat menyalurkan hak pilihnya ke TPS untuk mencoblos pilihannya sesuai dengan hati nurani.
Suasana alunan musik tradisional Madura juga diperdengarkan di TPS itu, sehingga para pemilih merasa terhibur dengan konsep TPS unik yang mengusung kesenian tradisional Ta'Butaan dan Can Macanan Kadduk.
Ketua KPPS 10 Desa Candijati, Fitrian Kurniawati berharap dengan konsep TPS unik tersebut dapat menarik minat masyarakat untuk datang ke TPS dan menyalurkan hak pilihnya.
Selain itu, masyarakat juga diajak mencintai kesenian tradisional khas Jember dan para pemilih merasa terhibur dengan alunan musik tradisional Madura karena mayoritas warga di desa setempat adalah orang Madura.
TPS unik di Jember lainnya yakni TPS 37 Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates dengan mengusung konsep nuansa Bali. Semua petugas menggunakan kostum adat Bali, lengkap dengan pernak-perniknya, sehingga seakan-akan pemilih berada di Pulau Dewata saat menyalurkan hak pilihnya.
TPS dengan konsep bernuansa Bali itu merupakan lokasi TPS tempat Bupati Jember Hendy Siswanto bersama istri dan keluarganya mencoblos.
Selanjutnya, di TPS 05 yang ada di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang juga tidak kalah unik karena mengusung konsep ala koboi, sehingga seluruh petugas KPPS-nya mengenakan kostum koboi dan tidak ketinggalan memakai topi koboi.
Beragam pernak-pernik yang dipasang menghiasi TPS tak lain tujuannya adalah meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu 2024, sehingga KPPS berlomba-lomba untuk bisa kreatif menarik simpati warga dalam menyalurkan hak pilihnya.
Tidak hanya pernak-pernik yang unik menghiasi TPS, namun ada juga KPPS yang memberikan hadiah gratis kepada para pemilih yang menyalurkan hak pilihnya di TPS setempat, mulai dengan perlengkapan rumah tangga hingga kebutuhan bahan pokok.
Bahkan momentum hari valentine pada 14 Februari juga menjadi alasan KPPS menyulap TPS 21 di Desa Rambipuji dengan penuh hiasan berbentuk hati pertanda kasih sayang dan membagikan snack coklat secara gratis kepada pemilih yang datang menyalurkan hak pilihnya.
Baca juga: Pj Wali Kota Kediri keliling bersepeda kunjungi TPS unik
Lampaui target nasional
Komisioner KPU Jember Andi Wasis mengakui bahwa beragam TPS unik yang dibuat oleh KPPS menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 secara signifikan.
Tempat pesta demokrasi memang seharusnya membuat pemilih merasa nyaman dan ingin lebih lama berada di dalamnya, bahkan menjadi tempat yang tidak ingin ditinggalkan secepatnya.
Secara nasional partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 ditargetkan bisa mencapai 77,5 persen, sehingga penyelenggara pemilu di daerah berupaya sedemikian rupa untuk menarik perhatian masyarakat dalam menyalurkan hak pilihnya.
Pihaknya juga menargetkan partsipasi pemilih di Kabupaten Jember melebihi target nasional, sehingga dengan gencar sosialisasi baik melalui tatap muka atau media sosial sudah dilakukan dengan maksimal.
Bahkan Bupati Jember Hendy Siswanto menargetkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 di Jember bisa mencapai 80 persen seiring dengan masifnya sosialisasi yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember bersama KPU setempat.
KPU Jember memang tidak pernah menginstruksikan KPPS untuk membuat TPS unik karena hal itu bukan hal wajib, namun pihak penyelenggara pemilu di tingkat kabupaten menginstruksikan kepada seluruh KPPS untuk meningkatkan partisipasi pemilih agar bisa melampaui target nasional.
Berkaca pada Pemilu 2019, partisipasi pemilih di Kabupaten Jember sebesar 76,05 persen dari jumlah 1,8 juta pemilih dan diharapkan angka tersebut bisa meningkat pada Pemilu 2024 dengan upaya maksimal yang sudah dilakukan penyelenggara pemilu secara masif.
Kabupaten Jember mempunyai target suara yang masuk atau berkontribusi untuk Pemilu 2024 sangat tinggi, sehingga semua harus saling mengingatkan kepada warga Jember untuk datang ke TPS masing-masing dan menyumbangkan suaranya untuk Pemilu 2024 karena satu suara menentukan masa depan bangsa.
Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024 di Jember mencapai 1.972.216 orang yang terdiri dari 997.449 pemilih perempuan dan 974.767 pemilih laki-laki yang tersebar di 248 desa dan kelurahan dengan jumlah 7.706 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Andi juga memberikan apresiasi kepada KPPS yang memiliki kreatifitas tinggi menyulap TPS menjadi tempat yang unik dalam menyalurkan hak pilhnya, sehingga menjadi salah satu magnet bisa menarik simpati masyarakat datang ke TPS.
Dengan kehadiran TPS yang unik itu diharapkan tidak hanya memberikan kontribusi pada proses pemilu yang lebih inklusif, tetapi juga menjadi sebagai bagian dari inisiatif mendorong partisipasi dalam proses demokrasi dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih.