Menkes Budi dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan kedatangannya ke RSU Haji pada Sabtu (13/1) bertujuan melihat sistem teknologi informasi yang terintegrasi dengan SATUSEHAT. Integrasi itu membuat RSU Haji setara dengan rumah sakit-rumah sakit besar vertikal milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Jadi, saya ingin lihat itu sebenarnya. Saya kagum karena ini (integrasi ke SATUSEHAT) dibikin oleh tenaga-tenaga dari RS Haji sendiri," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga: Menkes Budi sebut situasi COVID-19 jelang Natal tak mengkhawatirkan
RSU Haji sudah mengintegrasikan datanya di bagian rawat jalan. Dengan demikian, data kunjungan, data diagnosa, dan tanda-tanda vital pasien sudah terintegrasi ke dalam platform SATUSEHAT.
Pada 2024 RSU Haji akan mengintegrasikan data kefarmasian mulai dari resep obat dan penjualan obatnya. Saat ini progres integrasi data kefarmasian itu sedang proses pemetaan. Ke depan RSU Haji Surabaya juga akan mengintegrasikan layanan radiologi dan layanan kesehatan lainnya.
Setelah melihat infrastruktur dan fasilitas di RSU Haji, Menkes Budi berharap Kemenkes dapat membantu memodernisasi suatu hari nanti. Namun ia menilai harus ada peningkatan dari sisi pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum dan khususnya jamaah haji.
"Tetap harus bisa meningkatkan layanan untuk masyarakat umum, dan RSU Haji ini harus memastikan bahwa jamaah haji kita tuh sehat, karena kematian dari jamaah haji Indonesia itu paling tinggi daripada jamaah haji dari semua negara di dunia," ucap Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Bahkan, lanjutnya, banyaknya jumlah kematian jamaah haji Indonesia disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Arab Saudi kepadanya. Jika kondisi ini terus berlangsung, kuota jumlah jamaah haji dari Indonesia kemungkinan akan dikurangi.
"Kita harus memperbaiki itu, gimana caranya semua rumah sakit harus bisa memastikan bahwa sebelum mereka (jamaah haji) berangkat posisinya harus sehat," tutur Menkes Budi Gunadi Sadikin.